Bagikan:

JAKARTA - Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Syafrin Liputo menyebut ada penurunan pergerakan masyarakat di area perkantoran selama tiga minggu pada masa PSBB jilid II diterapkan.

Namun, ada peningkatan pergerakan atau mobilitas masyarakat di area pemukiman selama tiga minggu terakhir, bila dibandingkan dengan masa PSBB transisi.

"Mobilitas masyarakat di tempat kerja mengalami penurunan sebesar 5,14 persen, sementara area pemukiman mengalami peningkatan sebesar 4,71 persen," kata Syafrin kepada wartawan, Senin, 5 Oktober.

Kemudian, rata-rata volume lalu lintas kendaraan bermotor per hari mengalami penurunan sebesar 10,17 persen dibandingkan saat pemberlakuan PSBB transisi.

Begitu pula dengan volume lalu lintas sepeda yang mengalami penurunan sebesar 45,7 persen dibandingkan dengan penerapan PSBB transisi yang berjalan sejak 5 Juni hingga 13 September 2020.

Penerapan masa PSBB juga mengakibatkan penurunan jumlah penumpang angkutan umum perkotaan sebesar 19 persen dibanding pemberlakuan PSBB transisi.

"Saat PSBB transisi, rata-rata jumlah penumpang harian angkutan umum perkotaan sebesar 759.726. Saat PSBB, rata-rata penumpangnya adalah 613.669 per hari," tutur Syafrin.

Lalu, angkutan antarkota antarprovinsi (AKAP) juga mengalami penurunan penumpang juga berkurang 29,41 persen. Saat PSBB transisi, rata-rata jumlah penumpang angkutan AKAP 6.117, sementara saat PSBB menjadi 4.318 penumpang per hari.

Lebih lanjut, selama tiga minggu PSBB jilid II diberlakukan, telah ada 7.774 pelanggar PSBB. Sebanyak 5.357 diberi teguran, 2.118 mendapat sanksi sosial, dan 299 membayar denda administrasi.

Adapun dalam pengawasan pembatasan kapasitas angkut sarana transportasi, terjadi 1.071 pelanggaran kapasitas angkut sarana transportasi, dengan rincian 261 pelanggaran angkutan orang dan 810 pelanggaran angkutan barang.