Kemelut Usai Putusan Pemecatan IDI atas Terawan Masih Terjadi, Minat Masyarakat untuk Terapi Cuci Otak Masih Ada
Salah satu pasien yang melakukan DSA / cuci otak dokter Terawan adalah Gubernur Maluku Utara KH. Abdul Gani Kasuba yang datang didampingi istri dan anaknya. (Foto Ist)

Bagikan:

JAKARTA - Kemelut saol pemecatan dokter Terawan dari kenggotaan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) masih terus bergulir. Namun aktivitas pasien atau keluarga pasien yang ingin mencoba terapi Diagnostik Digital Substraction Angiography (DSA) atau dikenal luas dengan "cuci otak" masih ada.

Hal itu tampak terlihat dari aktifitas pasien yang keluar masuk ruang tindakan DSA di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat mulai dari pagi hingga siang hari, Kamis 7 April. Dalam kurun waktu antara 10 sampai 20 menit, dokter Terawan tampak melakukan tindakan DSA ke para pasien dari ruang satu ke ruang lainnya.

Salah satu pasien yang melakukan DSA siang tadi adalah Gubernur Maluku Utara KH. Abdul Gani Kasuba yang datang didampingi istri dan anaknya. Menurut salah satu keluarga, Gubernur Abdul Gani mengalami gangguan keseimbangan sehingga perlu dilakukan tindakan DSA.

"Kami sangat percaya dan yakin dengan sosok dokter Terawan karena orang tua kami pernah merasakan manfaat DSA setelah dilakukan tindakan di tahun 2016 dan 2020," jelas putra pertama gubernur, Muhammad Thoriq Kasuba.

Sementara di selasar depan ruangan praktek dokter Terawan banyak pasien yang menunggu untuk dapat masuk ke dalam ruang praktek. "Di dalam ruangan Pak Terawan sudah banyak orang, jadi kami nunggu di luar," ujar Maya Damayanti, pengusaha asal Cilacap.

Menurut Maya Damayanti, orang tuanya merasakan betul manfaat dari terapi DSA dokter Terawan. "Usai di DSA dokter Terawan, papa saya jalannya jadi ringan. Padahal sebelumnya berat untuk melangkah," ungkap Maya Damayanti.