Bagikan:

JAKARTA - Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Kepresidenan (KSP), Ali Mochtar Ngabalin mengatakan aksi pencatutan nama sebenarnya bukan kali pertama terjadi. Bahkan, beberapa pejabat KSP pun sempat menjadi korban pencatutan.

"Banyak sekali yang ngaku-ngaku, banyak sekali orang yang mencatut nama Pak Moeldoko, Ibu Deputi, Pak Deputi, saya juga," ujar Ngabalin kepada wartawan, Kamis, 7 April.

Dalam pencatutan yang saat ini terjadi, setidaknya ada tiga surat. Pertama surat yang bertujuan meminta dana atau sumbangan sebesar Rp800 juta kepada Wali Kota Cirebon.

Kemudian, ada juga surat yang mencatut nama Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko. Di mana, surat itu ditujukan kepada purnawirawan Jenderal Polisi yang berisi pengangkatan pelaku sebagai Deputi 3 KSP.

Selanjutnya ada surat yang mencatut Deputi KSP. Tapi tak dirinci perihal pola pencatutan tersebut.

"Ini ada 3 (surat, red) Ini satu lagi atas nama sebagai staf khusus Presiden. Nggak ada model gini staf khusus Presiden pake-pake gini nggak ada," kata Ngabalin.

Sebelumnya, Ali Mochtar Ngabalin mendatangi Bareskrim Polri. Dia bakal melaporkan kasus dugaan pencatutan nama dan lembaga.

Dalam proses pelaporan itu, Ngabalin bakal melampirkan beberapa bukti. Salah satunya, surat yang dipalsukan oleh seseorang yang belum diketahui identitasnya.

"Ini kami sudah print, ini suratnya," kata Ngabalin.