Bagikan:

LUMAJANG - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menargetkan penyintas bencana awan panas guguran (APG) Gunung Semeru dapat menempati hunian sementara (huntara) di Desa Sumbermujur, Kabupaten Lumajang sebelum Lebaran.

"Sebelum Idul Fitri para pengungsi APG Gunung Semeru dapat segera menghuni huntara dan hunian tetap (huntap). Terlebih saat ini instalasi aliran listrik dan air sudah terpasang," ujar Khofifah di Lumajang dilansir Antara, Rabu, 6 April.

Dengan begitu, lanjut dia, tidak lama lagi segera bisa dilakukan serah terima hunian kepada para penyintas dan mereka tinggal di lokasi baru yang telah dibangun secara gotong royong tersebut.

"Hunian sementara dan hunian tetap di Lumajang sangat lengkap, karena telah menghitung seluruh ekosistem ekonomi maupun ekosistem alamnya," tutur Khofifah.

Tidak hanya itu, lanjut dia, perencanaannya juga sangat bagus, sehingga pihaknya berharap bisa menjadi referensi bagi format relokasi kebencanaan di tempat lainnya di Jawa Timur.

"Kami memohon Pak Presiden Joko Widodo nantinya berkenan untuk meresmikan hunian sementara dan hunian tetap setelah seluruh instalasi selesai," katanya.

Menurutnya, untuk memperlancar proses bersih-bersih dan merapikan seluruh lingkungan sekitar serta fasilitas pendukung di hunian sementara dan hunian tetap sebelum peresmian maupun proses dihuni oleh para penyintas APG Gunung Semeru, bisa dilakukan kerja bakti dalam format cash for work.

"Saya sampaikan kepada Pak Bupati bahwa itu bisa masuk kategori cash for work atau padat karya, sehingga mereka yang bekerja membersihkan sisa sisa pembangunan nanti juga mendapatkan upah," ujarnya.

Khofifah juga mengapresiasi Kwarda Pramuka Jatim kembali melanjutkan pembangunan hunian sementara bagi para penyintas APG Semeru dengan membangun 10 unit hunian sementara dan sebelumnya membangun 19 unit pada tahap pertama.

Sementara itu, Bupati Lumajang Thoriqul Haq menyampaikan apresiasi dan rasa hormat kepada Pramuka yang ikut serta memberikan bantuan, perhatian serta kepedulian kepada masyarakat Lumajang sejak terjadinya bencana awan panas guguran Gunung Semeru pada 4 Desember 2021.