Bagikan:

JAKARTA - Ketua Umum PDI Perjuangan yang juga Guru Besar Universitas Pertahanan Megawati Soekarnoputri memberi kuliah umum berjudul Geopolitik Soekarno dan Tata Dunia Baru secara hybrid.

Dalam pidatonya, Megawati mengingatkan pentingnya memegang teguh semangat membela negara. Hal ini penting mengingat situasi dan dinamika global yang terjadi sekarang.

"Jangan lembek, harus semangat sebagai bangsa," kata Megawati saat berpidato seperti dikutip dari keterangan tertulisnya, Selasa, 5 April.

Megawati mengajak para mahasiswa membuka pikiran untuk melihat suatu persoalan secara jernih dan objektif. Tak hanya itu, dia juga meminta para mahasiswa memperhatikan materi yang dipaparkannya. Sambil bercanda, Megawati bertanya ke Rektor Unhan.

"Apakah saya nanti bisa menguji mahasiswa?" tanyanya.

"Saya ingin memberikan kuliah ini bukan hanya sekedar kuliah. Tapi memasukkan semangat perjuangan kembali kepada kalian orang-orang pintar untuk membangun Indonesia ke masa depan," imbuh Presiden ke-5 RI itu.

Megawati menyebutkan soal geopolitik masih belum menjadi perhatian bagi banyak pihak. Sehingga, dia mendorong para mahasiswa bahwa geopolitik ini sangat penting untuk diketahui.

Dalam paparannya, Megawati bercerita banyak tentang cara berpikir Soekarno atau Bung Karno. Untuk memudahkan penjelasannya, dia memberi beberapa contoh peristiwa yang terjadi saat ini dan beberapa waktu lalu.

Atas seluruh paparannya, Megawati menyebut bahan yang disampaikannya terbuka untuk didiskusikan oleh para mahasiswa.

Menanggapi paparan tersebut, Guru Besar Unhan Purnomo Yusgiantoro mengatakan Bung Karno tidak hanya sekedar Proklamator RI tapi juga konseptor geopoliti di Tanah Air yang aplikasinya tidak hanya dicetuskan di Lemhanas pada 1965 tapi juga diterapkan sampai sekarang.

"Geopolitik Soekarno masih applicable. Apapun itu geopolitik itu tergantung pemimpinnya," ujar Purnomo.

"Geopolitik Soekarno itu menyinggung geografi Indonesia di antara dua benua dan dua samudra maka cara pandang terhadap diri dan lingkungan sangat penting," tambah mantan Menteri di era Pemerintahan Megawati itu.

Dia pun menyinggung kepemimpinan Megawati di masa krisis akibat krisis moneter 1998 dengan berbagai keputusan yang berani.

Sebelum menutup pernyataannya, Rektor Unhan Laksamana Madya Amarulla Octavian menyerahkan sertifikat, plakat dan buku kepada Megawati. Penyerahan ini disaksikan Purnomo Yusgiantoro.