Bagikan:

JAKARTA - Menteri Pertahanan Prabowo Subianto berbincang dengan Raja Malaysia, Kebawah Duli Yang Maha Mulia Seri Paduka Baginda Yang di-Pertuan Agong XVI Al-Sultan Abdullah Ri'ayatuddin Al-Mustafa Billah Shah Ibni Almarhum Sultan Haji Ahmad Shah Al-Musta'in Billah.

Perbincangan keduanya terjadi di sela-sela menghadiri Defence Services Asia Exhibition and National Security Conference Asia 2022.

Acara yang berlangsung pada Senin, 28 Maret merupakan undangan dari Yang Berhormat Dato' Seri Hishammuddin Hussein, Menteri Kanan Pertahanan Malaysia.

Dikutip dari keterangan tertulis Biro Humas Setjen Kemhan, Menhan Prabowo dan Menhan Malaysia pun melakukan pertemuan bilateral yang membahas keinginan bersama kedua Menhan untuk memperkuat kerja sama pertahanan yang selama ini telah terjalin, dengan fokus kepada latihan bersama antara Malaysia Armed Forces (MAF) dan TNI, kerja sama keamanan perbatasan (Border Security Cooperation), dan kolaborasi industri pertahanan. 

Kedua Menhan juga menyaksikan penandatanganan MoU antara PT Pindad (Persero) dengan Lembaga Tabung Angkatan Tentera (LTAT) Malaysia, yang ditandatangani oleh Direktur Utama PT Pindad Abraham Mose dan Ketua Eksekutif LTAT Dato’ Ahmad Nazim Abd Rahman.

Selain itu, di hari yang sama, Menhan Prabowo juga melaksanakan pertemuan Trilateral Cooperative Arrangement (TCA) Ministerial Meeting dengan Menhan Malaysia dan H.E. Delfin Lorenzana. Ketiga menteri bertukar pandangan tentang situasi keamanan di Laut Sulu dan Laut Sulawesi, serta penguatan kerja sama untuk mengatasi ancaman berkelanjutan di wilayah maritim.

Ketiga negara tersebut telah mencapai tiga kesepakatan, yaitu memperluas TCA di luar lingkup pertahanan dengan menggabungkan pendekatan multi-lembaga yang melibatkan K/L terkait, mempercepat penempatan Trilateral Maritime Patrol Liaison Officer (TMP LO) permanen di Pusat Komando Maritim masing-masing negara untuk memungkinkan pertukaran informasi.

Kemudian emantauan dan pelaksanaan kegiatan pengawasan laut dan udara yang efektif, dan memastikan penekanan yang lebih besar dalam bidang intelijen untuk operasi pengawasan di masa depan guna meningkatkan produktivitas dan akurasi dalam membatasi kegiatan jaringan kejahatan-teror di wilayah.