KABUPATEN BEKASI - Unit Pelaksana Teknis Daerah Farmasi Kabupaten Bekasi, Jawa Barat mendata stok vaksin dosis penguat antibodi atau booster di daerah itu menipis, bahkan beberapa merek vaksin tidak tersedia untuk disalurkan ke fasilitas kesehatan.
"Yang tersisa di kami hanya 500 dosis vaksin booster AstraZeneca. Kalau untuk Pfizer dan Moderna sudah habis dari kemarin-kemarin," kata Kepala UPTD Farmasi Kabupaten Bekasi Bayu Biharussyfa di Bekasi, Senin 28 Maret.
Ia mengaku telah mengirimkan permintaan alokasi vaksin COVID-19 dosis penguat kepada Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan berharap dapat segera didistribusikan untuk memenuhi kebutuhan vaksinasi bagi masyarakat.
"Kita masih menunggu pengiriman dari provinsi, sampai hari ini jadwal pengiriman belum kami terima," katanya.
Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan Dinkes Jawa Barat Juanita Paticia Fatima mengatakan pemerintah provinsi sudah menerima surat permintaan alokasi vaksin yang dimaksud dari sejumlah daerah, termasuk Kabupaten Bekasi.
Pihaknya juga telah menindaklanjuti pengajuan penambahan alokasi vaksin dosis penguat yang disampaikan pemerintah daerah kabupaten/kota se-Jawa Barat melalui koordinasi dengan Kementerian Kesehatan RI.
"Sudah kami ajukan ke Kemenkes (Kementerian Kesehatan), nanti kalau sudah disetujui saya sampaikan," katanya dikutip Antara.
Sementara itu, Wakil Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Kabupaten Bekasi Masrikoh mengaku masih terus menggencarkan kegiatan vaksinasi COVID-19 dosis penguat meski hanya menggunakan satu merek vaksin saja.
"Sampai akhir pekan kemarin masih ada sekitar 6.380 dosis vaksin AstraZeneca dengan masa kedaluwarsa 1 April 2022 untuk vaksinasi di seluruh Puskesmas," katanya.
Masrikoh mengakui animo masyarakat mengikuti vaksinasi dosis penguat sangat tinggi setelah Presiden RI Joko Widodo mengumumkan vaksinasi tersebut menjadi persyaratan pelaku perjalanan mudik Idul Fitri tahun ini.
"Semoga distribusi vaksin booster segera kami dapatkan agar pelaksanaan vaksinasi ini bisa maksimal, sehingga bisa memenuhi persyaratan bagi warga yang akan melakukan perjalanan mudik Lebaran," kata dia.(KR-PRA).
Metode ini memiliki pengukuran kesalahan (margin of error) 2,90 persen, dengan tingkat akurasi data 95 persen. Setting pengambilan sample menggunakan teknik multistage random sampling (MRS), atau pengambilan sample bertingkat.