Minta Kejelasan Status Hubungan, Mahasiswi Malah Ditusuk Pria di Banyuwangi, Pisau Ditangkis Tangan
ILUSTRASI PIXABAY

Bagikan:

BANYUWANGI - Mahasiswi berinsial TN (19) asal Desa Tembokrejo, Kecamatan Muncar, Banyuwangi, Jawa Timur, menjadi korban kekerasan.

Dia hampir ditusuk oleh kekasihnya RI (24), mahasiswa asal Dusun Kedungringin/Desa Kedungringin. TN pun melaporkan kasus ini ke Mapolsek Muncar. 

Kanit Reskrim Polsek Muncar Iptu Putu Ardana membenarkan pelaporan dugaan penganiayaan tersebut. Dia menyebut dugaan penganiayaan itu terjadi pada Selasa 22 Maret. 

"Semula korban datang ke rumah terduga pelaku. Kedatangannya untuk meminta kejelasan perihal hubungan keduanya," kata Iptu Putu Ardana, Jumat 25 Maret.

Kondisi rumah saat itu tengah kosong. Orang tua terduga pelaku tengah melakukan ziarah wali songo.

Kedua sejoli ini pun berbincang panjang mengenai kelanjutan hubungan. Hasil perbincangan itu terduga pelaku memilih mengakhiri hubungannya dengan korban.

"Korban tidak terima diputus. Korban menuduh pelaku telah memiliki wanita lain sehingga terjadi cekcok," sebut Iptu Putu Ardana.

Kekasihnya memilih diam dan pergi ke kamar mandi. Selesai dari kamar mandi pelaku duduk berhadapan dengan korban yang dipisahkan meja.

Keduanya kembali membahas hubungan. Namun terduga pelaku bersikeras untuk mengakhiri hubungan.

"Karena pelaku tetap pada pendiriannya, akhirnya korban memutuskan untuk berpamitan. Ketika itu pelaku juga berdiri dari tempat duduknya. Korban yang ada di hadapan pelaku mengulurkan tangannya untuk bersalaman. Tiba - tiba pelaku mengeluarkan sebilah pisau dan hendak menusukkan ke arah korban," ujarnya.

Pisau itu ditangkiskorban menggunakan kedua tangannya.  Sementara pelaku terus mencoba untuk mendorong pisau yang digenggamnya ke arah korban.

"Korban terus menahan dengan kedua tangannya sampai terluka dan mengeluarkan darah," lanjutnya.

Kemudian korban melepaskan kedua tangannya dan melarikan diri dari rumah pelaku sambil berteriak minta tolong.

Korban berhasil selamat setelah masuk ke dalam toko. Warga dan pemilik toko kemudian membantu korban berobat.