671 Puskesmas di Negeri Ini Tak Punya Dokter, Kemenkes Kebut Tambahan 5.000 Lulusan Dokter Tiap Tahun
Photo by Oluwaseyi Johnson on Unsplash

Bagikan:

JAKARTA - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI berupaya menambah lulusan dokter dari perguruan tinggi sebanyak 5.000 orang per setiap tahun supaya kebutuhan dokter di seluruh Indonesia bisa tercukupi.

"Saat ini distribusi memang masih ada kekurangan di beberapa tempat, karena jumlah dokter kita, produksinya juga masih kurang. Tapi akan kita tingkatkan, bertambah 5.000 lulusan dokter setiap tahunnya,” kata Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwo di Banda Aceh, Kamis 24 Maret dikutip dari Antara.

Pernyataan itu disampaikan Dante Saksono Harbuwo di sela sela mengisi kuliah umum dalam Muktamar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Ke-31 dan Ikatan Istri Dokter Indonesia (IIDI) Ke- 22 di Banda Aceh.

Dante menjelaskan Indonesia masih menghadapi masalah pemerataan sumber daya manusia (SDM) kesehatan. Bahkan terdapat 671 puskesmas di Indonesia belum memiliki dokter, dan 5.644 puskesmas juga belum memiliki sembilan jenis tenaga kesehatan secara lengkap.

Salah satunya seperti di Maluku dan Papua, bahwa 50 persen puskesmas di daerah tersebut belum memiliki dokter.

“Saya dengar di Aceh pun ada beberapa yang tidak ada dokternya,” katanya.

Di Indonesia juga terdapat 155 rumah sakit umum daerah (RSUD) di seluruh kabupaten/kota masih belum memiliki tujuh dokter spesialis. Sebab itu, penambahan kuota lulusan dokter tersebut dinilai penting untuk pemerataan kebutuhan dokter seluruh Tanah Air.

“Ini masih menjadi kendala, yang kita harus bertransformasi untuk meningkatkan lulusan dokter, yang tadinya 12.000 per tahun dalam waktu cepat untuk segera ditingkatkan,” katanya.

Oleh karena itu, pihaknya telah sepakat dengan Kementerian Keuangan RI untuk melakukan pembiayaan alokasi pendidikan kepada putra-putri daerah yang menjalani pendidikan sebagai dokter melalui dana LPDP, yang kemudian akan kembali bekerja di daerah asalnya.

“Kami juga sudah koordinasi dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menambah kuota. Saat ini sudah disetujui untuk ditambah kuota 5.000 per tahun, untuk kuota di universitas di mana tenaga dokter akan dididik,” katanya.

Selain itu, persoalan lain yang sedang ditangani untuk sektor kesehatan Indonesia yakni distribusi SDM kesehatan yang tidak merata. Misalnya seperti puskesmas di Indonesia bagian timur masih kekurangan dokter, sedangkan di beberapa daerah lain sudah kelebihan (over supply).

Kemudian juga terkait rendahnya retensi tenaga kesehatan di beberapa daerah, upaya re-distribusi tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan miliki daerah, hingga masalah kurangnya pelatihan berbasis kompetensi bagi tenaga kesehatan.

“Transformasi SDM kesehatan mendukung sistem kesehatan melalui upaya percepatan dan dan distribusi nakes melalui program perencanaan kebutuhan, peningkatan kuantitas, pemerataan distribusi dan peningkatan kualitas,” tutup Dante.