Susahnya Pedagang Kecil di Solo Cuma Mau Beli Minyak Goreng Curah
Foto via Antara

Bagikan:

JAKARTA - Sejumlah pedagang kecil di Kota Solo, Jawa Tengah, meminta sistem penebusan pembelian minyak goreng curah yang diterapkan oleh pedagang besar dipermudah.

Pantauan di Solo, Rabu 23 Maret seperti dikutip dari Antara, antrean panjang terlihat di Toko Nugroho di kawasan Pasar Legi.

Salah satu konsumen Sayekti mengatakan syarat pembelian yang harus dipenuhi adalah konsumen diwajibkan membeli barang yang lain.

"Yang penting sama beli lainnya, misalnya saya bisa beli minyak goreng 17 kg harus sama gandum dua sak yang beratnya 50 kg," kata dia.

Selain dipaketkan dengan tepung terigu, konsumen bisa memilih barang lain seperti gula pasir dengan berat 50 kg. Padahal, harga barang yang harus ditebus justru lebih mahal dibandingkan dengan harga minyak goreng itu sendiri.

"Jadi modalnya harus besar, saya kulakan begini menyiapkan uang minimum Rp1,5 juta, itu bisa beli tiga paket," kata pedagang kecil dari Desa Sawahan, Kecamatan Ngemplak, Solo tersebut.

Ia mengatakan minyak goreng curah yang dibelinya dari pedagang besar seharga Rp15.400/kg, sedangkan tepung terigu Rp185.000/sak dan gula pasir Rp650.000/sak.

Pedagang kecil dari Pasar Kadipolo Risbani yang juga tengah mengantre minyak goreng curah mengeluhkan kesulitan menjual barang yang lain yang harus ditebus tersebut.

"Gula pasir dan tepung terigu kan nggak setiap hari laku. Barangnya numpuk," katanya.

Terkait hal itu, ia berharap sistem pembelian minyak goreng curah kembali normal. "Ini kan disubsidi, harganya lebih mahal nggak apa-apa tapi nggak perlu nebus seperti ini karena uangnya jadi mandeg (berhenti)," katanya.

Saat dikonfirmasi hal itu, pemilik Toko Nugroho, Diana, enggan memberikan banyak penjelasan. "Ya kan pedagang (kecil) jualannya bukan cuma minyak, pasti jualan yang lain juga," katanya.

Sebelumnya, khusus untuk minyak goreng curah pemerintah menetapkan harga eceran tertinggi (HET), yakni Rp14.000/liter atau Rp15.500/kg.

Terkait