Bagikan:

JAKARTA - Wisma Atlet telah beralih fungsi menjadi rumah sakit darurat setelah COVID-19 ditemukan di Indonesia. Pengerjaan rumah sakit ini terbilang cukup singkat.

Rumah sakit ini pun mampu menampung ribuan pasien positif baik tanpa gejala maupun bergejala ringan. Lalu pernahkah kita berpikir, siapa yang menganti seprai, baju pasien hingga menyiapkan makanan di RSD Wisma Atlet?

Stafsus Menteri BUMN Arya Sinulingga mengungkap, di balik bersih dan terpenuhi makanan di RSD Wisma Atlet merupakan kerja dari para pegawai Inna Hotels dan Resort. Mereka bertugas memastikan alas tidur dan ruang perawatan pasien bersih.

"Di RS Wisma Atlet yang membersihkan kamar kawan-kawan dari Inna. Orang tidak pernah sadar nih. Padahal, siapa coba yang berani mencuci seprai, dan pakaian pasien? Teman-teman dari Inna," ucapnya, dalam diskusi virtual, Kamis, 24 September.

Tak hanya membersihkan seprai dan pakaian pasien, Arya mengatakan, para pegawai Inna Hotels juga turut menyiapkan makanan dengan tiga menu utama untuk tenaga medis dan pasien di RSD Wisma Atlet. Khususnya, untuk tower 4 dan 7 dengan total kasur 3680 unit.

Selain itu, pegawai hotel juga bertugas mempersiapkan equipment kebutuhan kamar, mengelola guest amenities.

"Makanan itu yang mengatur teman-teman dari Inna. Bukan TNI angkatan darat. Tapi teman-teman Inna yang selalu melayani," ucapnya.

Menurut Arya, meskipun tidak berada di garda terdepan seperti tenaga medis, tetapi pegawai Inna Hotels yang merupakan pekerja di balik layar juga memiliki risiko yang besar untuk tertular COVID-19.

"Jadi kami, Pak Erick sangat mengapresiasi teman-teman ini yang sudah bekerja total sejak awal rumah sakit darurat itu ada. Di samping RNI itu yang pengadaan alatnya, dalam tempo tiga hari jadi. Teman-teman kekaryaan yang menyiapkan rumah sakitnya. Ini orang di balik layar yang menyediakan RSD Wisma Atlet," ucapnya.

Selain mengirim pegawai hotel untuk ditempatkan di RSD Wisma Atlet. Hotel Grand Inna Kuta dan Inaya Putri Bali juga disiapkan sebagai hotel transit untuk anak buah kapal pekerja dan pekerja migran Indonesia sebelum kembali ke kota asal.