Dua Polisi Tertembak dalam Demonstrasi Putusan Penembak Taylor Tak Bersalah
Ilustrasi (Unsplash/Clay Banks)

Bagikan:

JAKARTA - Dua polisi tertembak di Louisville, Kentucky, Amerika Serikat (AS) saat mengamankan aksi unjuk rasa. Demonstrasi terjadi saat dewan juri memutuskan dua polisi yang menembak seorang wanita kulit hitam, Breonna Taylor terbebas dari tuntutan hukum.

Melansir Reuters, dewan juri memutuskan kedua polisi tersebut tak akan dituntut atas kematian Taylor, seorang pekerja medis yang ditembak di apartemennya sendiri. Juri menganggap tindakan kekerasan oleh kedua polisi kulit putih selama penggerebekan itu dapat dibenarkan.

Beberapa jam sebelum demonstrasi terjadi, Jaksa Agung Kentucky Daniel Cameron mengatakan bahwa dua polisi yang melakuka penembakan di apartemen Breonna Taylor pada 13 Maret tidak akan dituntut atas kematiannya. Sementara seorang petugas lainnya didakwa dengan tiga dakwaan karena membahayakan tetangga Taylor. Namun petugas tersebut hanya dianggap melakukan kejahatan tingkat rendah.

Taylor (26) tewas di depan mata kekasihnya setelah tiga anggota polisi menerobos masuk ke apartemennya dan menembaknya hingga delapan kali. Polisi berdalih mereka mendatangi kediaman Taylor untuk misi penggeledahan. 

Benjamin Crump, seorang pengacara aktivis hak-hak sipil terkemuka yang mewakili keluarga Taylor, mengecam hasil penyelidikan juri agung. Ia mengatakan juri bersikap keterlaluan dengan tidak sama sekali memberi dakwaan pembunuhan terhadap tiga petugas kepolisian yang terlibat dalam penggerebekan atas kematian Taylor.

Para pengunjuk rasa segera turun ke jalan sambil meneriakkan, "Tidak ada nyawa yang penting sampai kehidupan kulit hitam penting." Mereka berbaris selama berjam-jam mengitari seluruh kota Kentucky, di tengah bentrokan sporadis dengan polisi anti huru hara.

Semakin ricuh

Demonstrasi semakin tegang saat dua petugas polisi yang bertugas di tengah-tengah massa aksi ditembak dan terluka. Hal tersebut disampaikan langsung oleh Robert Schroeder, kepala sementara Departemen Kepolisian Metropolitan Louisvile.

Schroeder mengatakan satu tersangka penembakan polisi telah ditangkap dan kedua petugas yang tertembak dalam kondisi stabil. Salah satu petugas harus menjalani operasi, dengan luka-luka yang tidak mengancam jiwa. Schroeder menolak memberikan rincian lebih lanjut.

Demonstrasi berlangsung pada malam hari yang bertentangan dengan jam malam kota tersebut. Sebagian besar aksi bersifat damai sampai beberapa tembakan terdengar di tengah bentrokan antara pengunjuk rasa dan polisi bersenjata berat, membuat banyak kerumunan berlarian untuk berlindung.

Di area lainnya di tepi pusat kota, sejumlah pengunjuk rasa melemparkan botol air ke arah polisi. Polisi lalu merespons lemparan tersebut dengan menembakkan bola merica ke kerumunan. Perkelahian pun terjadi dan beberapa jendela perkantoran rusak.