Bagikan:

JAKARTA - Eks Menteri Koordinator Kemaritiman Rizal Ramli meminta Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto fokus membantu Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi menyelesaikan krisis minyak goreng di Tanah Air.

Sesuai tugas pokok dan fungsinya sebagai menteri terkait, Airlangga diharapkan Rizal mencurahkan tenaganya kepada persoalan yang membuat rakyat susah ini. Soal langkah Airlangga dalam percaturan politik nasional baiknya dikesampingkan dahulu.

"Harusnya ini tugas Menko Perekonomian tapi sibuk copras-capres [calon presiden] 2024," kata Rizal Ramli kepada VOI, Kamis 17 Maret.

Apabila permasalahan ini dapat diselesaikannya maka keberhasilan tersebut menjadi modal Airlangga dalam kontestasi politik nasional. Rizal bilang, nama Airlangga akan diingat konstituen jika maju dalam pemilihan presiden.

"Kalau Airlangga bisa selesaikan, ini bahan kampanye yang dahsyat buat dia. Kalau dia bereskan ini masalah kelangkaan harga, dia akan jadi hero, dia engga usah pasang baliho rakyat pasti ingat," tuturnya.

Namun, Rizal menyebut, Airlangga berlaku sebaliknya. Kewajibannya menyelesaikan kelangkaan pasokan minyak goreng tidak sepenuhnya dilakukan.

Di samping itu, Mendag Lutfi dianggap Rizal tidak memiliki kapastitas menyelesaikan persoalan sehingga krisis minyak goreng yang terjadi sejak akhir 2021 masih dirasakan rakyat hingga saat ini.

"Tapi yang terjadi, kerjaan utamanya untuk ngeberesin ekonomi kagak dikerjain, sibuk pasang baliho, sibuk nyopras-nyapres, terus menteri perdagangannya asal njeplak," imbuhnya.

Akibat dari kinerja Airlangga dan Mendag Lutfi tersebut, Rizal menyarankan Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengambil sikap. Jokowi bisa mengganti keduanya dengan sosok yang ahli dalam menyelesaikan permasalahan kelangkaan merembet pada melambungnya harga minyak goreng.

Apabila Jokowi mengabaikan itu, Menurut Rizal mau tak mau kepala negara harus turun gunung, menyelesaikan permasalahan yang telah berlarut-larut ini.

"Yaudah pilihannya kan sederhana, Jokowi ganti menteri-menterinya, atau Jokowi turun tangan langsung. Kalau engga mampu seng eling lah, mundurlah, kasih kesempatan sama yang lain, yang mampu menyelesaikan masalah Indonesia. Gitu aja kok repot!" ujar Rizal.

Dalam kesempatan yang sama, Rizal menyayangkan langkah Mendag Lutfi selama ini. Dia kecewa Indonesia yang merupakan negara eksportir minyak sawit terbesar di dunia lambat dalam menyelesaikan krisis minyak goreng.

Rizal menjelaskan, saat menangani krisis ini, Mendag diketahui sempat menyalahkan masyarakat yang melakukan panic buying di tengah kelangkaan minyak goreng. Situasi tak berubah, masyarakat saat ini juga masih mau mengantre panjang demi mendapatkan minyak goreng.

Menurut Rizal, seharusnya Mendag menangkap pemicu persoalan itu lantaran langkanya pasokan minyak goreng. Stok minyak goreng curah yang langka di pasar memicu masyarakat berbondong-bondong beralih ke minyak goreng kemasan sehingga menimbulkan panic buying, bukan upaya penimbunan.

"Kemudian disalahkan rakyat, saya kesal, masa dia bilang yang menimbun itu rakyat. Mayoritas rakyat kita pekerja harian, incomenya pun engga setiap hari lah, bukan pegawai. Jadi engga mungkin lah nimbun minyak goreng. Sampai kemarin saya lihat, masih antrean berkilo-kilometer. Masalah gitu aja engga bisa diberesin," pungkasnya.