JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan tiap negara tentu punya tantangan yang berbeda dalam melakukan transformasi energi. Sehingga, negara dengan beban berat harus dibantu dalam pelaksanaannya.
Hal ini disampaikannya saat menjadi pembicara kunci di acara S20 High Level Policy Webinar on Just Energy Transition pada Kamis, 17 Maret.
"Negara yang bebannya berat harus dibantu dan diberi kemudahan. Negara yang sudah siap bisa jalan terlebih dahulu sambil membantu negara lain yang belum mampu," kata Jokowi dalam tayangan YouTube Sekretariat Presiden.
"Kita harus membangun lebih banyak kolaborasi untuk mempermudah akses layanan energi yang terjangkau, menciptakan inovasi teknologi, dan terobosan pendanaan. Merumuskan strategi yang konsisten yang berkelanjutan," imbuhnya.
Jokowi paham betul ada sejumlah tantangan besar yang akan dihadapi dalam upaya transisi energi seperti akses energi bersih, pendanaan, hingga dukungan riset dan teknologi.
BACA JUGA:
Tapi, dia meyakini, tantangan tersebut tentunya akan membuka sejumlah peluang hingga lapangan kerja baru. Sehingga, Jokowi mendorong G20 dapat menjembatani dan mendorong negara berkembang dan maju yang tergabung dalam keanggotaannya untuk melakukan transisi energi.
"Peningkatan kebutuhan keahlian inovasi teknologi dan digitalisasi, terbukanya peluang ekonomi baru, ekonomi hijau untuk mempercepat pemulihan global," papar Jokowi.
“Karena itu G20 diharapkan dapat menjembatani dan mendorong negara-negara berkembang dan maju pada keanggotaan G20 untuk mempercepat proses transisi energi, memperkuat sistem energi global yang adil dan berkelanjutan dalam suatu kesepakatan global," pungkasnya.