Bagikan:

JAKARTA - Penyebab robohnya gedung empat lantai di kawasan Palmerah, Jakarta Barat, masih menjadi misteri. Namun, dari hasil penyelidikan sementara, salah satu faktor yang diduga menyebabkan runtuhnya bangunan lantaran terjadinya pelapukan.

Direktur Operasional Badan SAR Nasional (Basarnas) Brigjen Budi Purnama mengatakan, berdasarkan penelusuran di beberapa bagian bangunan, tidak ditemukan adanya saluran pembuangan air di lantai paling atas atau rooftop. Sehingga, setiap kali turun hujan akan terjadi genangan.

Genangan air itu pun terserap oleh dinding bangunan. Hingga berjalannya waktu dan terus terjadi berulang-ulang, bangunan itu pun mengalami pelapukan. Kejadian yang terjadi tiba-tiba itu menyebabkan tiga korban luka.

"(Saat) Ini kan musim hujan, dia (dinding) menyerap air terlalu banyak. Sudah dari per lantai tidak ada pembuangan air," ucap Budi di Jakarta, Senin, 6 Januari.

Tampak atas gedung roboh di Palmerah (Ikbal Zulaikha/VOI)

Sementara, seorang petugas Tim Rescue Basarnas, Rivan mengatakan, dengan tak adanya saluran pembuangan air di lantai atas, menyebabkan rembesan pada bagian plafon. Bahkan, jika hujan terus saja turun, kemungkinan akan terjadi runtuhan susulan.

"Gedung ini sendiri tidak aman, karena di ruko bagian atas itu terdapat genangan air, jadi untuk air sendiri tidak ada akses untuk turun," kata Rivan sembari menambahkan soal adanya rembesan air pada bangunan.

"Selanjutnya posisi dinding gedung ini sendiri telah terhadi penyerapan air yang berlebihan, jadi untuk bagian lantai 4 dan 3 rata rata plafonnya itu sudah terjadi rembesan air," tambahnya.

Sebelumnya diberitakan, bangunan empat lantai yang berada di Jalan Brigjen Katamso, Palmerah, Jakarta Barat, roboh tanpa sebab yang jelas. Insiden itu terjadi sekitar pukul 09.10 WIB.

Akibat insiden itu, tiga orang menjadi korban. Dua diantara yang merupakan pengendara ojek online mengalami patah tulang dibagian tangan dan kaki. Sementara, seorang lainnya hanya menderita luka ringan.