Pro Kontra Dokter Sunardi Ditembak Mati Densus 88, Gun Romli: Pilih Rakyat, Polisi, atau Teroris yang Mati?
Politikus PSI Gun Romli. (gunromli.com)

Bagikan:

JAKARTA - Politikus PSI Mohamad Guntur Romli atau Gun Romli angkat bicara tentang tindakan represif aparat kepada dokter Sunardi yang baru berstatus tersangka dugaan terorisme. Sunardi ditembak mati Tim Densus 88 di Jalan Bekonang Sukoharjo pada 8 Maret.

"Ada yang tanya: Sunardi, baru tersangka teroris kok ditembak mati? Ya karena melawan," ujar Gun Romli, dikutip dari kanal YouTube CokroTV, Selasa 15 Maret.

Gun Romli menilai respons Sunardi ketika akan diamankan membuat Tim Densus 88 mengambil tindakan tegas terukur. Pihak polisi sempat menjelaskan Sunardi juga menabrakkan kendaraan yang ditumpanginya ke mobil petugas dan warga yang ada di lokasi.

"Coba menyerah saja, dia pasti selamat. Lagian kenapa dia kabur dan berusaha melawan?" ujar Gun Romli.

Menurut Gun Romli, apabila Sunardi tidak merasa bersalah atas tindak tanduknya selama ini maka upaya melarikan diri atau melawan ketika akan diamankan Tim Densus 88 tidak perlu dilakukan.

"Artinya Sunardi pasti merasa bersalah. Kalo yakin tidak bersalah tentu tidak akan kabur dan melawan," imbuhnya.

Gun Romli menuturkan dalam kondisi yang tidak dapat diprediksi Tim Densus 88 terkadang dihadapkan kepada pilihan sempit saat memberantas atau mencegah aksi terorisme.

"Kita hanya ada pilihan dalam kondisi darurat: rakyat sipil yang mati, petugas polisi yang mati, atau teroris yang mati?" tuturnya.

Dia menegaskan masyarakat yang mempunyai jiwa nasionalisme tinggi akan memilih penuntasan aksi terorime seperti tembak mati pelaku. Hal itu, lanjut dia, didasari atas kecintaan terhadap Indonesia.

"Yang cinta NKRI pasti memilih, lebih baik teroris yang mati," pungkasnya.

Langkah Tim Densus 88 menembak mati dokter Sunardi memang menjadi pro dan kontra. Dalam waktu dekat, Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) akan mengorek lebih dalam informasi kematian Sunardi dari pihak polisi.

Panggilan klarifikasi itu rencananya berlangsung Selasa, 15 Maret.

Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan menyebut, akan memberikan semua informasi terkait keterlibatan Sunardi dalam jaringan Jamaah Islamiyah (JI). Selain itu, kronologi lengkap perlawanan yang menyebabkan anggota Densus 88 memutuskan memberikan tindakan tegas terukur.

"Densus 88 akan hadir dan datang panggilan tersebut, terkait dengan tindakan penegakan hukum aparat Densus terhadap tersangka tindak pidana teroris SU," ujar Ramadhan kepada wartawan, Senin, 14 Maret.