JAKARTA - China, salah satu negara terpadat di dunia, akan melaksanakan sensus nasional ketujuh pada 1 November. Pemerintah setempat mengerahkan 7 juta petugas untuk mendata ulang penduduknya yang mencapai 1,37 miliar pada sensus periode sebelumnya.
Menurut kantor berita pemerintah China Xinhua, Senin 21 September para petugas akan disebar ke banyak daerah. Mereka akan mengumpulkan nama, nomor identitas, jenis kelamin, rincian pernikahan, serta pendidikan dan informasi profesional lainnya. Selain metode tradisional, warga juga didorong untuk menggunakan ponsel dan perangkat digital lainnya untuk menyatakan informasi pribadi dan keluarga.
China melakukan sensus nasional setiap 10 tahun. Survei terakhir menemukan populasi meningkat dari 1,29 miliar menjadi 1,37 miliar. Angka tersebut merupakan pertama kalinya memasukkan jumlah orang asing. Hampir 600.000 warga asing yang ikut dihitung dalam survei pada 2010, yang mana sebagian besar berasal dari Korea Selatan, Amerika Serikat, dan Jepang.
Sensus memberikan data kunci untuk pembuatan kebijakan nasional ke depannya. Informasi sensus menjadi semakin penting untuk bom waktu demografis dari kebijakan satu anak mulai berlaku. Pada 2010, sensus menemukan jumlah penduduk berusia 14 tahun ke bawah turun 6,2 persen dari sensus sebelumnya.
China mulai mencabut kebijakan satu anak yang sangat kontroversial pada 2015. Peraturan tersebut sangat merugikan perempuan karena menjadi sasaran aborsi paksa, denda berat, dan pengusiran jika berusaha memiliki anak kedua. Peraturan tersebut juga mendorong masalah demografis yang disebabkan oleh kurangnya anak.
Populasi menurun
Jumlah pekerja China pun menyusut, hal tersebut dikarenakan banyak anak muda yang bekerja untuk orang tua mereka dan dua pasang kakek neneknya. Sementara layanan sosial untuk orang tua di China juga masih kurang.
Tahun lalu, angka kelahiran di Negeri Tirai Bambu tersebut mencapai level terendah sejak berdirinya Republik Rakyat China pada 1949. Lebih dari 250 juta orang China berusia lebih dari 60 tahun, telah membentuk lebih dari 18% populasi. Angka tersebut diperkirakan akan meningkat menjadi sepertiga dari populasi di China pada 2050 atau 480 juta orang.
BACA JUGA:
Sensus tahun ini bahkan mungkin menunjukkan penurunan total populasi untuk pertama kalinya dalam beberapa dekade. Menyiapkan panggung bagi India untuk melampaui China sebagai negara terpadat di dunia. India sebenarnya juga harus memulai penghitungan sensus awal tahun ini tetapi harus menundanya karena pandemi COVID-19.
Pandemi juga akan menimbulkan kekhawatiran bagi China, terutama dengan jutaan pekerja sensus yang bergerak di seluruh negeri. Namun, kasus COVID-19 di China kini sangat rendah dalam beberapa pekan terakhir. Tidak ada infeksi domestik baru yang dilaporkan dan hanya 12 kasus impor.