Ledakan Sumur Bor PLTP Geo Dipa, Satu Orang Meninggal Akibat Hirup Gas H2S
Kondisi ledakan di sumur gas Dieng sudah terkendali. (foto; twitter @santridanalam)

Bagikan:

JAKARTA- Ledakan di sumur bor di Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Geo Dipa di Dieng, Banjarnegara, Jawa Tengah mengeluarkan gas beracun, Sabtu, 12 Maret. Akibat ledakan itu dikabarkan satu orang tewas.

Sebanyak 15 karyawan terpaksa dilarikan ke Rumah Sakit karena diduga mengalami keracunan gas. "Satu meninggal. Delapan dalam perawatan di rumah sakit. Semua korban dilarikan ke RS Wonosobo. Semua masih didata, saya sendiri masih dalam perjalanan dari Banjarnegara ke Wonosobo," kata Kapolres Banjarnegara, AKBP Hendri Yulianto, kepada media.

Menurut laporan warga, peristiwa ini terjadi sekitar pukul 16.30 WIB saat ratusan karyawan Geo Dipa tiba-tiba tampak berhamburan keluar. Sebagian  besar karyawan tersebut tampak mengalami sesak napas. Namun sekitar pukul 18.00, kondisi di lokasi kejadian sudah bisa diatasi.

Sebelumnya sejumlah karyawan yang keracunan dilarikan ke Puskesmas Kejajar 1 dan Kejajar 2 untuk mendapatkan pertolongan.

Kebocoran gas H2S ini berjalan cepat dikarenakan ada kegiatan servis sumur milik PT Geo Dipa. Namun gas yang bocor tidak menyebar ke kawasan penduduk. Gas tersebut hanya mencemari area pengeboran saja.  Kondisi wilayah Dieng dilaporkan  cukup aman, sehingga warga masyarakat dihimbau untuk tidak panik.

H2S adalah rumus kimia dari gas Hidrogen Sulfida yang terbentuk dari dua unsur Hidrogen dan satu unsur Sulfur. Satuan ukur gas H2S adalah ppm ( part per milion ). Gas H2S disebut juga gas telur busuk, gas asam, asam belerang atau uap bau karena baunya yang menyengat.

Ledakan di sumur bor di Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Geo Dipa di Dieng, Banjarnegara, Jawa Tengah mengeluarkan gas beracun, Sabtu, 12 Maret. Akibat ledakan itu dikabarkan satu orang tewas dan tujuh orang mengalami luka-luka.

Gas H2S terjadi karena proses alami sebagai produk ikutan dari penguraian atau dekomposisi  zat-zat organik oleh bakteri atau karena sengaja dibuat.

Gas H2S mempunyai sifat fisik antara lain berbau seperti telur busuk pada konsentrasi 0,13 – 30 ppm. Gas ini diketahui memiliki berat molekul: 34.08, Auto ignition: 2600 C, Boiling Point: – 60.2 C

Gas ini dapat terbakar dan meledak pada konsentrasi LEL (Lower Explosive Limit ) 4.3% ( 43000 ppm ) sampai UEL ( Upper Explosive Limit ) 46% ( 460000 ppm ) dengan nyala api berwarna biru pada temperature 500 derajat F ( 260 derjaat Celsius)

Berat jenis gas H2S sekitar 20 % lebih berat dari udara dengan perbandingan berat jenis H2S: 1.189 dan berat jenis udara: 1 (150 C , 1 atm). H2S dapat larut atau bercampur dengan air.

Karakteristik gas H2S  antara lain adalah jenis gas beracun, tidak berwarna, gas yang bisa terbakar atau mudah terbakar (Flammable gas) dengan nyala api biru, menghasilkan gas SO2. Gas ini juga dapat larut dalam air atau hidrokarbon

Berat jenis gas H2S lebih berat dari udara, sehingga gas H2S akan cenderung terkumpul di tempat atau daerah yang rendah. H2S juga bersifat korosif sehingga dapat mengakibatkan karat pada peralatan logam.

PT Geo Dipa Energi sendiri adalah badan usaha milik negara Indonesia yang bergerak di bidang eksplorasi dan eksploitasi panas bumi. Saat ini, Geo Dipa Energi mengoperasikan Wilayah Kerja Panas Bumi Dieng dan Patuha yang masing-masing berkapasitas 1x55 MW.