JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan semua negara kini sedang mengadapi situasi yang tidak mudah. Selain karena tergagap menghadapi revolusi industri 4.0, pandemi COVID-19 dan perang antara Rusia-Ukraina juga membuat kondisi semakin tidak mudah.
Dia mengatakan pandemi COVID-19 belum selesai tapi semua negara harus kembali menghadapi masalah lain akibat perang. Hal ini disampaikannya saat berpidato dalam Sidang Terbuka Senat Akademik Dies Natalis ke-46 Universitas Sebelas Maret (UNS).
"Kita tahu dunia saat ini pada situasi yang tidak mudah, situasi yang tidak gampang. Semua negara merasakan bukan hanya kita," kata Jokowi dikutip dari YouTube Universitas Sebelas Maret, Jumat, 11 Maret.
"Sulit, sangat sulit. Kita dihadapkan sebelumnya pada disrupsi kronis akibat revolusi industri 4.0 dan semua tergagap-gagap, dihantam lagi dengan disrupsi akut karena pandemi yang tidak kita duga. Tambah pusing kita semua, semua negara tambah pusing. Pusingnya belum reda tambah lagi ada perang," imbuhnya.
Kondisi ini, kata Jokowi, makin menunjukkan masa depan global makin penuh dengan ketidakpastian dan membuat pengelolaan keuangan negara menjadi sulit. Dia bahkan menyebut, banyak hal yang tak diperkirakan sebelumnya muncul ke permukan.
Hal tersebut, sambung dia, juga dirasakan oleh sejumlah kepala negara lain. Salah satunya, Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida.
Jokowi mengatakan dirinya sempat berbincang dengan Kishida yang juga merasakan kondisi yang sama. "PM Kishida dari Jepang menyampaikan hal yang sama. Pandemi yang belum rampung kemudian ada tambahan perang sehingga semuanya sangat sulit diprediksi," ujarnya.
Salah satu kesulitan yang dirasa adalah perihal kelangkaan energi. Dia bilang, gegara perang, harga minyak kini naik hingga 115 dolar Amerika Serikat per barel.
BACA JUGA:
Tak hanya itu, ada sejumlah tantangan lain yang ditimbulkan akibat kondisi tak menentu seperti sekarang. Salah satunya adalah inflasi ekonomi yang harus ditangani secara baik.
"Kenaikan inflasi ini hati-hati mengelola ekonomi saat ini. Ekonomi makronya dikelola tapi mikronya tidak diperhatikan bisa buyar. Artinya apa, kerja sekarang harus detail. Kalau enggak detail enggak akan menyelesaikan masalah," tegas Jokowi.
Tak hanya detail, Jokowi juga meminta adanya kecepatan untuk melakukan perubahan dan memanfaatkan peluang yang ada. Langkah tersebut menjadi kunci yang harus dilakukan di tengah situasi tak menentu seperti sekarang.
"Kuncinya, menurut saya, kuncinya adalah kecepatan berubah dan bisa memanfaatkan peluang-peluang yang ada. Ini yang akan kita lakukan," ungkapnya.
"Oleh sebab itu perlu stabilitas dan yang kita lakukan transformasi ekonomi. Dalam posisi seperti ini, keberanian transformasi ekonomi ini akan memberikan manfaat dan memberikan peluang jangka panjang menjadi lebih baik," pungkas Jokowi.