JAKARTA - Seorang terduga teroris ditembak mati Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri. Terduga berinisial SU ini bekerja sebagai dokter dan membuka praktik di rumahnya, RT 03/RW 07 Kampung Bangunharjo, Kelurahan Gayam, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah.
Tim Densus 88 Antiteror Polri melakukan tindakan tegas terukur terhadap SU di Jalan Bekonang, Sukoharjo, Rabu, 8 Maret karena melakukan perlawanan secara agresif.
Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjej Ahmad Ramadhan mengatakan, SU melakukan penyerangan terhadap petugas yang sedang menghentikannya dengan menabrakkan mobilnya ke arah petugas.
Sementara itu Ketua RT 03 Bangunharjo Bambang Pujiana mengatakan, SU memang berprofesi sebagai dokter dan warga yang tinggal di kampung tersebut. Bambang baru mengetahui SU ditangkap dan ditembak mati oleh Densus 88 Antiteror karena diduga terlibat jaringan terorisme.
Dia mengaku kaget saat dihubungi oleh anggota Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Bhabinkamtibmas) Sukoharjo, yang menginformasikan warganya, SU, meninggal karena terlibat jaringan terorisme.
Dia menjelaskan SU merupakan seorang dokter yang membuka praktik di rumahnya. Menurut Bambang, SU terkenal tertutup dengan warga sekitar, bahkan tidak pernah hadir di acara kampung, seperti kerja bakti dan rapat warga.
"SU merupakan sosok tertutup dan tidak pernah bertegur sapa dengan warga sekitar. SU baru terlihat jika akan ke masjid dan langsung pulang ke rumah jika selesai beribadah," katanya dilansir dari Antara.
Menurut dia, SU dan keluarganya bukan warga asli Kelurahan Gayam, melainkan pendatang yang membeli rumah di Sukoharjo. Selama di Sukoharjo, SU belum menyerahkan Kartu Keluarga (KK) dan Kartu Tanda Pendudukan (KTP) kepada RT setempat.
SU memiliki empat anak dan satu istri, yang juga bekerja sebagai dokter. Dia juga membuka praktik dokter umum di sebuah klinik kesehatan di Solo.
Sementara itu, kondisi rumah terduga teroris SU terlihat sepi dengan pintu tertutup rapat. Terlihat papan bertuliskan jadwal praktik dokter Sunardi beserta nomor surat izin praktik (SIP).
Kematian SU turut diresposns politisi Partai Gerindra, Fadli Zon lewat Twitter pribadinya, @fadlizon. Dikutip VOI, Fadli merespons singkat dengan menulis "Sebuah Ironi di negeri Pancasila," cuit Fadli, Jumat, 11 Maret.
BACA JUGA:
Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI juga sempat mengucapkan dukacita atas kematian SU. Fadli berharap SU mendapatkan tempat terbaik di sisi Allah SWT.
"Innalillahi wa innailaihi raajiun. Smg almarhum mendapat tempat terbaik di sisi Allah SWT. Husnul khotimah. al Fatihah," cuit Fadli.