Viral Dugaan Pemerasan dan Pelecehan Seksual saat Rapid Test di Bandara Soekarno-Hatta
Ilustrasi/Unsplash

Bagikan:

JAKARTA - Cerita dugaan pemerasan dan pelecehan seksual calon penumpang pesawat di Bandara-Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, viral. Dugaan pemerasan terjadi saat calon penumpang perempuan ini hendak rapid test di bandara sebagai syarat terbang.

Cerita dugaan pemerasan dan pelecehan seksual ini dibagikan lewat utas akun Twitter @listongs. Saat hendak rapid test, korban mengaku bertemu petugas berinisial EFY di Bandara Soekarno-Hatta pada Minggu, 13 September. Korban saat itu hendak terbang ke Nias, Sumatera Utara.

Dalam utasnya, @listongs menyebut EFY menawarkan kemudahan untuk pengurusan rapid test. EFY disebut korban juga mengaku bisa mengganti data hasil rapid test meski @listongs yakin hasil rapid test yang dijalani akan nonreaktif. 

habis itu dokternya nanyain, "kamu jadi mau terbang gak?" di situ aku bingung kan, hah kok nanya nya gini.... terus aku jawab lah "lah emangnya bisa ya, pak? kan setau saya ya kalo reaktif ga bisa lanjut travel". habis itu dokternya bilang "ya bisa nanti saya ganti data-nya,"demikian cuitan @listongs.

Akhirnya korban menerima surat hasil rapid test dan langsung menuju counter check-in di Bandara Soekarno-Hatta. Namun petugas rapid test menurut korban terus mengikutinya hingga mengajaknya berbincang di tempat yang sepi.

Di situ, petugas EFY menurut @listongs meminta uang tambahan di luar biaya resmi rapid test. Korban menanyakan nominal yang dimaksud petugas. Namun saat korban menyebut angka Rp1 juta, petugas itu meminta tambahan.

“Aku tambahin jadi 1,4 juta,” kata @listongs sekaligus menyertakan bukti transfer dalam utasnya. 

Namun setelah itu, petugas menurut @listongs melakukan pelecehan seksual. Dia mencoba mencium korban serta meraba payudara korban. Korban syok berat dengan perlakuan pelecehan yang diterima.

Kasat Reskrim Polres Bandara Soekarno-Hatta Kompol Alexander Yurikho mengatakan belum ada laporan resmi yang masuk ke kepolisian. Tapi kasus ini diselidiki.

“Yang merasa menjadi korban dugaan peristiwa tindak pidana belum membuat laporan secara resmi ke Polresta Bandara Soetta. Proses penyelidikan tahap awal sedang dilakukan penyelidik Satuan Reskrim Polresta Bandara Soetta,” kata Alexander dikonfirmasi VOI, Sabtu, 19 September.