Bagikan:

MUKOMUKO - Pemerintah Kabupaten Mukomuko, Bengkulu berkoordinasi dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) guna mengatasi buaya pemangsa warga setempat yang masih berkeliaran di Sungai Selagan.

"Kami sudah koordinasi dengan BKSDA untuk mencari langkah dilakukan karena kewenangan itu ada di mereka," kata Pelaksana Tugas Sekretaris Daerah Kabupaten Mukomuko Yandaryat dikutip Antara, Rabu, 2 Maret.

Pemkab setempat berkoordinasi dengan BKSDA menindaklanjuti permohonan masyarakat lima desa di bantaran Sungai Selagan terkait buaya yang memangsa Sabri (65), warga Desa Tanah Rekah.

Berdasarkan hasil komunikasi, BKSDA dalam waktu dekat menurunkan tim untuk melakukan pemantauan, sedangkan dari survei ada langkah untuk meyakinkan masyarakat agar mereka bisa melakukan aktivitas seperti biasa.

Tim BKSDA melakukan observasi dan mengidentifikasi buaya yang memangsa warga setempat hingga meninggal dunia di sungai tersebut.

Berdasarkan laporan dari masyarakat setempat, ada sekitar 14 buaya besar namun belum termasuk anak buaya sebesar betis dan lengan orang dewasa.

Dia menjelaskan sungai di wilayah ini menjadi habitat buaya. Kemungkinan selama ini mereka mempunyai zona kekuasaan, sedangkan kebetulan masyarakat melakukan aktivitas di wilayah itu sehingga buaya terganggu dan menjadi aktif.

Menurut pihak BKSDA, katanya, buaya di muara dan air asin lebih ganas daripada buaya di air tawar.

Dia menyarankan kepada masyarakat menahan diri terlebih dahulu untuk beraktivitas di tempat itu.

"Kalau mereka melakukan aktivitas mengangkat sawit dengan cara yang aman, yakni isi perahu jangan terlalu banyak supaya jangan dimangsa buaya saat mereka berdekatan dengan buaya. Kalau aktivitas menyelam jika tidak aman jangan dilakukan, termasuk jangan dulu anak memancing dan ibu mandi sungai sampai tim dari BKSDA turun," katanya.