Bagikan:

JAKARTA - Saat roket-roket Rusia menghantam sasaran di Ukraina timur, pria-pria usia aktif militer berbaris berjam-jam di luar toko senjata di Kota Lviv pada Hari Selasa, untuk membeli senapan berburu dan senapan guna melindungi komunitas mereka.

"Saya dapat melihat bahwa Rusia tidak akan berhenti, jadi kami harus menghentikan mereka," kata Andrew Muzyka, seorang pengembang web yang menunggu bersama puluhan pria di luar sebuah toko senjata dekat Universitas Kedokteran Lviv, melansir Reuters 3 Maret.

Di dalam, para pria tersebut menerima instruksi dasar tentang cara mengoperasikan senjata api, kemudian meminta persetujuan lebih lanjut dari polisi sebelum diizinkan untuk membelinya. Sebagian besar model berharga ratusan dolar.

Hampir seminggu sejak pasukan Rusia melancarkan invasi ke Ukraina, mereka belum merebut satu kota besar pun, setelah mengalami perlawanan yang jauh lebih sengit dari yang mereka duga.

Beberapa ahli telah memperingatkan, Rusia sekarang akan mengandalkan pemboman tanpa ampun di daerah-daerah yang dibangun untuk melemahkan perlawanan Ukraina.

Pada Hari Minggu, polisi Lviv mengumumkan prosedur untuk membeli senjata semacam itu telah disederhanakan. Proses yang sebelumnya memakan waktu dua atau tiga minggu sekarang bisa diselesaikan dalam dua atau tiga hari, kata Muzkyka.

Dia mengatakan, dirinya berterima kasih kepada negara-negara lain atas dukungan mereka, kendati tahu mereka tidak akan mengirim pasukan untuk berperang di Ukraina.

"Jika kita tidak bisa menyelamatkan diri kita sendiri, tidak ada yang bisa," tandasnya.

Daun jendela di toko senjata Lviv lainnya ditutup, tetapi senapan dikeluarkan dari pintu samping oleh seorang pria berseragam militer.

Di antara mereka yang menunggu adalah Oleh Lekhush, yang berasal dari Stebnyk, sekitar 80 km (50 mil) jauhnya. Dia mengatakan, sekitar 500 orang di pasukan pertahanan sipil kotanya hanya memiliki sekitar 20 senjata api di antara mereka.

Lekhush mengatakan, dia menjalankan bisnis restoran dan tidak memiliki pengalaman militer.

"Tetapi ketika ketegangan mulai di perbatasan, saya mulai membuat persiapan. Sayangnya, satu-satunya hal yang tidak saya lakukan adalah membeli senjata. Tapi saya berharap saya akan mendapatkannya secepat mungkin," harapnya.

Lekhush mengatakan, dia akan membeli senjata apa pun yang ditawarkan kepadanya dan bersedia menghabiskan hingga 2.000 dolar AS.

SemenTara itu, Yuri Futalo, seorang produser video, memegang dokumennya di satu tangan dan, di tangan lainnya, tali anjing pemburu Vizsla bernama Terra.

"Saya berencana membeli senjata untuk berburu, musim akan segera dibuka, tetapi sekarang situasinya lebih mendesak. Jadi saya berusaha untuk mendapatkannya secepat mungkin, mudah-mudahan besok," harapnya.

Jika Rusia datang, Futalo mengatakan dia tidak akan ragu untuk melindungi orang yang dicintainya, tetapi berharap perang akan segera berakhir.

"Lebih baik berburu bebek," tandasnya.