Sempat Diberi Label Horor dan Berstatus Monumen Budaya, Hotel Ini Disulap Jadi Hunian
Hotel Cecil. (Wikimedia Commons/Jim Winstead)

Bagikan:

JAKARTA - Jika Anda adalah penggemar cerita mengerikan dan tempat-tempat menyeramkan, Anda mungkin akrab dengan Hotel Cecil, Los Angeles, Amerika Serikat.

Dianggap sebagai salah satu hotel paling berhantu di dunia, hotel Cecil telah menjadi panggung dari begitu banyak kematian yang mengerikan, gelap dan aneh sejak dibuka pada tahun 1924.

Sehingga, banyak yang percaya deretan kematian tersebut bukanlah suatu kebetulan, dengan menilai hotel itu di masa lalu telah menjadi tempat kejahatan.

Sedikitnya 16 orang diperkirakan tewas di hotel tersebut, di antaranya korban pembunuhan, bunuh diri dan kematian misterius. Termasuk pelajar Kanada berusia 21 tahun Elisa Lam, yang sekarang menjadi subjek film dokumenter Netflix Crime Scene: 'The Vanishing at the Cecil Hotel'.

Elisa Lam sedang melakukan petualangan solo di Pantai Barat AS pada tahun 2013, ketika dia check in ke Hotel Cecil, di mana dia berencana untuk menghabiskan hanya empat malam.

Tetapi setelah malam-malam itu berlalu, Elisa Lam menghilang. Dua minggu setelah dia seharusnya check out, tubuhnya ditemukan di tangki air hotel. Rekaman CCTV menunjukkan perilaku Lam yang tidak menentu dan aneh di lift hotel hanya beberapa jam sebelum dia menghilang.

Peristiwa yang dialami Elisa Lam memicu beberapa teori tentang apa yang bisa terjadi pada siswa Kanada, termasuk cerita hantu yang tidak mungkin dan kisah aktivitas paranormal.

Kasusnya menjadi viral dan masih terasa belum terselesaikan, meskipun tenggelam secara tidak sengaja dan gangguan bipolar, suatu kondisi yang diderita Lam, terdaftar sebagai faktor penting dalam kematiannya yang terlalu dini.

Tapi, pengetahuan seputar hotel entah bagaimana lebih kuat dari penjelasan rasional. Sejarah mengerikan Hotel Cecil begitu pedih sehingga bahkan menginspirasi fiksi dalam bentuk acara TV American Horror Story: Hotel, yang dibintangi Lady Gaga sebagai Countess vampir yang menakutkan.

Hotel ini telah berganti kepemilikan dan nama selama bertahun-tahun. Pada tahun 2007 pemilik baru membelinya seharga 26 juta dolar AS, menamakannya kembali 'Stay on Main'.

Mereka bertahan dalam bisnis selama bertahun-tahun, merenovasi hotel pada tahun 2014, ketika bangunan itu dijual ke pengelola hotel Richard Born seharga 30 dolar AS.

Hotel terkenal itu telah ditutup sejak 2017, ketika pekerjaan renovasi senilai 100 juta dolar AS dimulai pada strukturnya. Pada tahun yang sama, Hotel Cecil dianugerahi status monumen budaya-sejarah oleh Dewan Kota Los Angeles.

Mungkin yang lebih aneh lagi, bangunan bersejarah itu kini telah dibuka kembali sebagai kompleks perumahan yang terjangkau, dalam kemitraan baru antara pemilik Richard Born dan Skid Row Housing Trust.

600 kamar hotel telah diubah menjadi unit hunian yang dilayani oleh area dapur bersama, fasilitas binatu, dan area rekreasi, yang tampaknya terletak di atap yang sama tempat mayat Elisa Lam ditemukan.

Proyek ini bertujuan untuk mengatasi lonjakan tunawisma di Skid Row Los Angeles, dengan kelayakan untuk menempati salah satu unit Hotel Cecil yang membutuhkan gaji antara 30 persen dan 60 persen dari pendapatan rata-rata daerah tersebut, seperti melansir Euronews 11 Februari.

Tetapi hanya, waktu yang akan membuktikan apakah rebranding positif ini akan mampu mengubah reputasi mengerikan dari hotel terkenal itu.

Untuk saat ini, ada baiknya mengetahui bahwa Hotel Cecil akhirnya menjadi rumah bagi orang-orang yang sebenarnya, dan bukan hanya hantu yang dilihat oleh banyak pengamat yang penasaran mengintip dari jendelanya.