DPR Minta Segera Siapkan Operasi Evakuasi Penyelamatan 148 WNI di Ukraina
Ilustrasi Kota Kyiv (Photo by Oleksandr Zhabin on Unsplash)

Bagikan:

JAKARTA - Komisi I DPR RI menyayangkan dimulainya serangan dalam konflik Ukraina dan Rusia. Presiden Rusia Vladimir Putin sebelumnya juga telah mendeklarasikan perang dengan Ukraina. Putin mengklaim Rusia sedang melakukan operasi militer khusus.

"Kami sungguh menyayangkan serangan ini dan berharap tidak menimbulkan banyak korban," ujar Anggota Komisi I DPR Christina Aryani kepada wartawan, Kamis, 24 Februari.

"Keselamatan dari WNI kita di Ukraina menjadi fokus perhatian kami," sambungnya.

Politikus Golkar itu menjelaskan, sejak 13 Februari lalu, Komisi I DPR telah berkomunikasi intensif dengan duta besar di KBRI Kiev, Ukraina untuk memastikan Pemerintah dalam hal ini KBRI, Kemenlu dan pihak terkait memiliki rencana kontijensi evakuasi bagi 148 WNI di sana.

"Kami memonitor dan menunggu update hari ini apa sudah tiba waktunya untuk melakukan evakuasi," kata Christina.

Sebagai informasi, militer Ukraina mengklaim telah menembak jatuh pesawat dan helikopter militer Rusia di wilayah Luhansk. Ada lima pesawat dan 1 helikopter yang berhasil ditembak jatuh.

Dilansir AFP dan CNN, Kamis, 24 Februari, Luhansk diketahui merupakan salah satu wilayah yang memisahkan diri dari Ukraina. Baru-baru ini, Rusia mengakui kemerdekaan Luhansk dan Donetsk hingga memicu perang skala penuh di Ukraina,

Kantor berita TASS melaporkan bahwa klaim Ukraina tersebut dibantah oleh militer Rusia.

Sebelumnya Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyebut pasukan militer Rusia telah menyerang "infrastruktur militer" dan para penjaga perbatasan negaranya. Meski invasi skala penuh telah dilancarkan Rusia, Zelensky meminta warganya untuk tidak panik dan dia bertekad akan menang.

Dalam pesan video yang diposting di Facebook, Zelensky juga mengumumkan keadaan darurat nasional. Pengumuman disampaikan pasca operasi untuk 'demiliterisasi' terhadap Ukraina disamaikan Presiden Rusia Vladimir Putin.

Pada Kamis pagi waktu setempat, suara-suara ledakan terdengar di Kiev, ibu kota Ukraina dan kota pelabuhan Mariupol. Koresponden AFP di kedua kota itu bahkan mendengar ledakan kuat di Mariupol, dekat dengan garis depan dan perbatasan Rusia, penduduk melaporkan mendengar artileri di pinggiran timur kota itu.

Ledakan juga dilaporkan terjadi di Kharkiv, kota terbesar kedua di Ukraina, yang terletak 35 kilometer (20 mil) selatan perbatasan Rusia dan di luar zona timur, di mana pasukan Ukraina telah memerangi pemberontak yang didukung Moskow sejak 2014. Di zona perang Ukraina timur, empat ledakan keras juga terdengar di Kramatorsk, yang berfungsi sebagai ibu kota efektif pemerintah Ukraina untuk zona perang timur.