Bagikan:

JAKARTA - Ketua Tim Mitigasi Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Adib Khumaidi, menyatakan saat ini ada 115 dokter meninggal dunia akibat COVID-19. Hal ini, kata dia, mengakibatkan 300 ribu masyarakat kehilangan pelayanan kesehatan.

"Kematian dokter yang saat ini sebanyak 115 dokter dengan asumsi 1 dokter melayani 2500, maka menggambarkan hampir 300 ribu rakyat akan kehilangan pelayanan dari dokter," kata Adib dalam keterangan tertulis, Senin, 14 September.

Perhitungannya, saat ini Indonesia hanya memiliki 4 dokter yang melayani 10 ribu penduduk Indonesia. Bahkan, saat ini rasio dokter spesialis sebesar 0,13 per 1.000 penduduk.

Hal ini membuktikan bahwa jumlah dokter di Indonesia berada di bawah standar. Bahkan, jumlahnya masuk dalam urutan paling rendah kedua di Asia Tenggara.

"Dokter adalah aset bangsa, investasi untuk menghasilkan dokter dan dokter spesialis sangat mahal. Kehilangan dokter tentunya akan dapat berakibat  menurunnya kualitas pelayanan bagi Rakyat Indonesia," jelas Adib.

Selain itu, distribusi tenaga medis dan tenaga kesehatan juga terkonsentrasi di Jawa dan kota-kota besar.

Oleh karenanya, ia meminta pemerintah berupaya tegas melindungi dokter dan tenaga kesehatan lainnya yang saat ini menangani wabah COVID-19.

"Perlu ketegasan pemerintah untuk membuat langkah-langkah kongkrit dalam upaya perlindungan dan keselamatan bagi para dokter dan tenaga kesehatan lainnya," ungkap Adib.

Yang terpenting, kata Adib, pemerintah bisa menjamin kebutuhan dokter dalam menangani pasien COVID-19 yang saat ini menjadi pekerjaan rumah bagi organisasi profesi dan perhimpunan spesialis. 

Selain itu, Adib juga masih mendorong pemerintah membentuk Komite Nasional Perlindungan dan Keselamatan Tenaga Medis dan Tenaga Kesehatan. Hal ini dibutuhkan untuk mencegah pertambahan jumlah tenaga kesehatan yang meninggal dunia.

"Komite ini bertugas mengintegrasikan seluruh stakeholder kesehatan untuk fokus dalam upaya perlindungan dan keselamatan serta upaya-upaya pengawasannya," ucap Adib.