SULTENG - Tujuh orang lanjut usia dan 15 anak yang tinggal di panti jompo dan panti asuhan milik Yayasan Al-Kautsar di Kota Palu, Provinsi Sulawesi Tengah sudah sepekan ini makan nasi tanpa lauk. Penyebabnya karena donasi yang masuk ke yayasan sangat minim.
Informasi ini diungkapkan oleh Ketua Yayasan Al-Kautsar Sabrin O Ladongi saat mendampingi anggota Komisi IV DPRD Provinsi Sulteng Ismail Yunus dan Wakil Ketua DPRD Kota Palu, Rizal melihat kondisi penghuni panti hari ini.
"Kadang nasi yang dimakan oleh para lansia dan anak yatim piatu di sini diberi garam supaya ada rasanya," kata Sabrin O Ladongi di lokasi yayasan dilansir dari Antara, Rabu, 23 Februari.
Sabrin mengatakan bahwa Yayasan Al Kautsar tidak punya donatur tetap dan tahun ini tidak menerima bantuan dari pemerintah daerah. Menurut dia, pada 2020 dan 2021 yayasan menerima bantuan masing-masing Rp120 juta dan Rp40 juta dari Dinas Sosial Kota Palu untuk memenuhi kebutuhan pokok penghuni panti.
"Tahun ini tidak mendapatkan bantuan, tapi kami tidak menyalahkan siapapun karena panti asuhan dan panti jompo di Palu banyak. Kami yakin bisa bertahan di tengah pandemi dan tetap bisa memenuhi kebutuhan hidup para lansia dan anak-anak yatim di sini meskipun kami tidak memiliki donatur tetap," katanya.
Ismail Yunus datang ke panti untuk memberikan bantuan makanan dan vitamin setelah kabar mengenai kondisi penghuni panti milik Yayasan Al-Kautsar viral di media sosial.
"Pemerintah harus hadir saat terjadi seperti yang dialami oleh lansia dan anak yatim di Yayasan Al-Kautsar ini. Dalam waktu dekat akan kami undang dinas sosial provinsi atau kota untuk membicarakan masalah ini agar tidak terjadi lagi," katanya.
Sementara itu, Rizal mengaku prihatin saat mengetahui warga lanjut usia yang tinggal di panti itu belum makan sedikit pun saat dia berada di panti sekitar pukul 10.30 WITA
BACA JUGA:
Dia meminta Pemerintah Kota Palu selanjutnya harus memastikan tidak ada warga lanjut usia dan anak yatim piatu penghuni panti yang kelaparan.
"Perlu langkah cepat untuk mengatasi persoalan tersebut agar tidak ada lagi lansia dan anak-anak yatim piatu di Kota Palu yang mengalami hal serupa. Kita akan mencari langkah-langkah konkret, termasuk berkomunikasi ke Dinas Sosial Kota Palu agar masalah ini dapat diselesaikan," katanya.