JAKARTA - Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito meminta masyarakat waspada di tengah meningkatnya kasus COVID-19 di luar provinsi di Pulau Jawa dan Bali.
"Perlu saya tekankan saat ini kita perlu waspada secara menyeluruh sebab data menunjukkan telah terjadi pergeseran tren kasus ke provinsi di luar Jawa, Bali," kata Wiku dalam Konferensi Pers Perkembangan Penanganan COVID-19 di Indonesia, yang diikuti secara daring di Jakarta, dilansir Antara, Selasa, 22 Februari.
Dia menambahkan, meskipun secara nasional kasus COVID-19 terus meningkat, namun kenaikan di provinsi luar Jawa dan Bali lebih cepat dan signifikan sehingga meningkatkan kontribusi pada jumlah kasus nasional.
Wiku mengatakan, kasus mingguan di provinsi luar Jawa-Bali pada akhir Januari hanya sekitar 600 kasus, sedangkan saat ini sudah meningkat menjadi 95 ribu kasus.
"Kasus mingguan di luar Jawa-Bali hanya sekitar 600 kasus pada akhir Januari lalu dan sekarang angkanya meningkat tajam menjadi 95 ribu kasus," katanya.
Hal tersebut membuat kontribusi kasus provinsi luar Jawa-Bali meningkat menjadi 24 persen dari jumlah kasus nasional.
"Jika pada awalnya luar Jawa-Bali hanya menyumbangkan 3-4 persen dari total kasus nasional, saat ini angkanya terus naik hingga mencapai 24 persen dari total kasus nasional," katanya.
BACA JUGA:
Wiku menjelaskan, provinsi-provinsi yang paling banyak mengalami penambahan kasus mingguan di provinsi luar Jawa Bali adalah Sumatera Utara, Sulawesi Selatan dan Kalimantan Timur.
"Sumatera Utara mengalami penambahan kasus sebesar 12 ribu kasus dalam satu minggu, disusul Sulawesi Selatan dan Kalimantan Timur dengan bertambah 10 ribu kasus," katanya.
Berikutnya Sumatera Selatan, Sulawesi Utara, Lampung, Papua, Riau, Kalimantan Selatan dan Sumatera Barat.
Dengan peningkatan jumlah kasus ini, Wiku meminta semua pihak untuk waspada karena angka pemakaian tempat tidur di rumah sakit juga semakin meningkat.
"Hal ini perlu menjadi kewaspadaan kita bersama, apalagi kenaikan kasus pada provinsi-provinsi tersebut juga diiringi dengan kenaikan kematian dan angka keterpakaian tempat tidur atau BOR, meskipun tidak setinggi pada gelombang delta lalu," katanya.
Melihat dinamika kasus yang ada, pihaknya meminta agar penanganan kasus COVID-19 difokuskan pada provinsi luar Jawa dan Bali.