IDI Makassar Minta Siswa Kembali Belajar Daring
ILUSTRASI DOK ANTARA

Bagikan:

MAKASSAR -  Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kota Makassar meminta kepada pemerintah kota setempat agar penerapan pembelajaran tatap muka (PTM) yang selama hampir dua bulan ini dilaksanakan untuk sementara waktu dikembalikan ke sistem dalam jaringan (daring/online).

Ketua IDI Kota Makassar dr Siswanto Wahab mengatakan, alasan siswa harus kembali belajar daring karena tingginya angka kasus harian yang terjadi selama sepekan terakhir.

"Angka kasus COVID-19 di Makassar setiap harinya semakin tinggi sehingga sangat penting agar dikeluarkan kebijakan untuk melindungi anak-anak kita," ujarnya dikutip Antara, Rabu, 16 Februari.

Dokter Siswanto mengatakan, ada tiga poin penting untuk perhatikan masa depan anak yakni hak anak hidup, hak anak sehat dan hak anak mendapatkan pendidikan

Menurut dia, seluruh warga sekolah termasuk guru dan staf sebagai bagian dari masyarakat yang memiliki risiko yang sama untuk tertular dan menularkan COVID-19 untuk sementara dibatasi interaksinya.

"Anak-anak adalah masa depan kita semua, mereka generasi penerus bangsa dan kita wajib untuk melindungi mereka. Seiring meningkatnya kasus harian, interaksi warga sekolah harus dibatasi juga, apalagi PPKM di Makassar naik ke level tiga," katanya.

Humas IDI Makassar dokter Wachyudi Muchsin menambahkan, panduan dari WHO, publikasi ilmiah, publikasi di media massa, dan data COVID-19 di Indonesia pada saat ini menjadi alasan sistem pembelajaran jarak jauh (PJJ) atau daring jauh lebih aman.

"Melihat meningkatnya kembali kasus COVID-19 saat ini dengan varian baru omicronnya perlu pembelajaran melalui sistem jarak jauh alias online dijalankan untuk amannya," kata dia.

Yudi -- sapaan akrab dokter Wachyudi juga meminta agar pemerintah dalam hal ini dinas pendidikan melakukan evaluasi, apakah protokol kesehatan PTM sudah efektif diterapkan atau belum.

Dia menuturkan, penerapan prokes PTM harus dimulai dari pendidikan disiplin hidup bersih sehat dari rumah hingga ke sekolah, termasuk mempersiapkan kebutuhan penunjang kesehatan anak seperti masker, bekal makanan dan air minum, pembersih tangan, hingga rencana transportasi.

Kendati demikian, orang tua juga harus memperhatikan kebutuhan anak termasuk mendorong vaksin di seluruh tingkatan umur .

Perlu diajarkan juga pada anak dan guru untuk mengenali dan mengetahui gejala awal sakit dan melapor pada guru apabila diri sendiri atau teman ada yang mengalami gejala sakit.

Menurut dia, selama pandemi COVID-19 anak masih sangat memerlukan pendampingan orang tua saat sekolah mengingat risiko sakit parah apabila tertular maka sebaiknya anak belajar dari rumah melihat saat ini kasus meningkat dengan varian baru Omicron.