JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan bakal memaparkan penurunan kemacetan di Jakarta selama beberapa tahun terakhir karena dinilai berdampak positif terhadap penurunan karbon pada Forum Urban 20 (U20) sebagai bagian pendukung Presidensi G20 Indonesia.
“Kami hadir dengan membawa 'best practice' masing-masing untuk ditunjukkan,” kata Anies dalam diskusi daring soal Urban 20 di Jakarta dilansir Antara, Rabu, 16 Februari.
Menurut Anies, menurunnya angka kemacetan di Jakarta dikontribusikan salah satunya oleh integrasi transportasi publik yang juga berpengaruh terhadap penurunan karbon.
"Penurunan kemacetan di Jakarta nantinya akan menjadi salah satu pengalaman yang bisa dibagikan kepada gubernur, wali kota, atau pemimpin wilayah di negara-negara G20 atau non-anggota G20," katanya.
Anies menambahkan, begitu juga kota-kota lainnya akan memamerkan upaya-upaya yang selama ini dilakukan terhadap isu perkotaan yang dibagikan sebagai pengalaman dan tukar pikiran dengan negara lain.
“Jakarta akan membawa pengalaman di dalam mengintegrasikan transportasi publik yang berdampak kepada penurunan karbon dan penurunan kemacetan. Ini ditunjukkan lewat data 'time series' selama lima-enam tahun terakhir kami menyaksikan penurunan tingkat kemacetan,” ucapnya.
Anies meyakini penurunan karbon dalam isu perkotaan akan menjadi relevan dengan isu-isu yang dibahas dalam level kepala negara G20.
Akses mobilitas setara dan berkelanjutan dengan integrasi transportasi publik, merupakan satu dari enam agenda utama yang akan dibawa Anies pada pembahasan Forum U20.
Nantinya, hasil dari pembahasan dalam Forum U20 pada Agustus 2022 diharapkan dapat menjadi rekomendasi yang dibawa lagi pada Konferensi Tingkat Tinggi G20 di Nusa Dua, Bali, Oktober 2022.
BACA JUGA:
Sebelumnya, lembaga pemeringkat kemacetan kota dunia, Tomtom International BV merilis indeks kemacetan di Jakarta yang turun dengan menduduki peringkat 46 pada 2021 dibandingkan tahun sebelumnya menempati peringkat 31.
Anies kemudian membagikan informasi penurunan peringkat kemacetan tersebut melalui akun Instagram story @aniesbaswedan pada Kamis, 10 Februari.
Namun, dalam laman lembaga internasional itu disebutkan pandemi COVID-19 menjadi penyebab atau faktor utama yang menurunkan tingkat kemacetan kota-kota besar di dunia, termasuk di Jakarta.
Selama ini, tingkat kemacetan kota-kota besar di dunia meningkat dua hingga tiga persen per tahun.
Namun, sejak dua tahun terakhir ketika dunia dilanda pandemi COVID-19, keadaan menjadi terbalik, menurunkan tingkat kemacetan kota di dunia. Jakarta menjadi bagian dari 404 kota di 58 negara yang diukur dalam Tomtom Traffic Index 2021.
Pada 2021, tingkat kemacetan di Jakarta menurun menjadi 34 persen dengan kategori warna kuning, setelah pada 2020 mencapai 36 persen. Jakarta pernah berada di posisi keempat dunia sebagai kota dengan tingkat kemacetan tinggi pada 2017.
Peringkat kemacetan kemudian berangsur membaik yakni pada 2018 berada di posisi tujuh, kemudian peringkat 10 pada 2019 dan pada 2020 bertengger di urutan 31.