Bagikan:

JAKARTA - Direktur Utama RSUP Persahabatan, Agus Dwi Susanto, menyebutkan mayoritas pasien COVID-19 yang dirawat di RSUP Persahabatan belum divaksinasi.

"Per 1 Januari hingga 16 Februari 2022, sebagian besar yang dirawat di RSUP Persahabatan, yakni sebanyak 216 itu belum divaksin," ujar Agus Dwi Susanto dalam konferensi pers yang dikutip Antara, Rabu, 16 Februari.

Dia mengemukakan, pada periode itu RSUP Persahabatan merawat sebanyak 367 pasien COVID-19. Dari jumlah itu, pasien yang sudah divaksin dosis pertama sebanyak 16 orang, dua dosis sebanyak 117 orang, dan dosis penguat sebanyak 18 orang.

"Penting untuk disampaikan kepada masyarakat bahwa vaksinasi itu hal yang sangat penting dalam masa pandemi ini. Meskipun yang sudah divaksinasi masih juga memiliki risiko, tapi proporsinya lebih kecil dan ringan gejalanya," tuturnya.

Agus mengatakan pada orang yang belum divaksinasi COVID-19 memiliki kecenderungan mengalami gejala ringan, sedang hingga kritis.

"Jadi kalau sudah divaksin maka risiko untuk mendapatkan COVID-19 itu menjadi lebih ringan, tapi kalau belum divaksin maka dia bisa kena COVID-19 dengan gejala ringan, sedang bahkan berat sampai kritis," paparnya.

Saat ini, RSUP Persahabatan masih merawat sebanyak 70 pasien COVID-19, sementara sisanya, yakni sebanyak 297 orang sudah pulang.

Menurut Agus, mayoritas pasien yang pernah dirawat itu terpapar varian Omicron, yakni sebanyak 190 pasien. Sementara pasien non Omicron sebanyak 59 pasien, dan 118 pasien belum diketahui jenis variannya.

Sebelumnya, Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi menyampaikan pasien yang memiliki komorbiditas dan belum mendapat vaksinasi lengkap adalah korban terbesar dari COVID-19.

Menurutnya pemerintah terus berjuang keras untuk mencegah lebih banyak lagi korban yang terjadi, salah satunya dengan mendorong vaksinasi.

"Vaksinasi, terutama bagi lansia, orang yang memiliki komorbid, dan anak-anak harus dipercepat dan diperluas," tegasnya.

Nadia mengatakan, vaksinasi terbukti secara ilmiah mampu mengurangi risiko kesakitan dan kematian akibat terinfeksi COVID-19.