JAKARTA - Banjir yang melanda DKI Jakarta dan sekitarnya menimbulkan dampak kerugian bagi masyarakat. Selain harus membersihkan rumah kotor akibat banjir, masyarakat juga ternyata harus menanggung kerugian material lainnya seperti kerusakan pada kendaraan bermotor mereka.
Reporter VOI juga ikut mengalami kerugian materi karena motor yang biasa digunakannya liputan, mogok akibat sempat terendam banjir. Memperbaiki ke bengkel adalah solusinya. Kami pun mengunjungi sebuah bengkel di kawasan Jalan Jenderal R.S. Soekanto, Jakarta Timur.
Di sana, ternyata sudah mengantri tujuh motor lebih yang beberapa di antaranya karena banjir. Motor skuter matik kami mendapat antrian keenam dari tujuh motor yang bakal mendapat perawatan seperti ganti oli dan pengecekan lainnya. Kami kemungkinan harus menunggu selama dua jam hingga motor skutik itu rampung pengerjaannya.
Sambil menunggu pengecekan, kami pun berjalan menuju warung yang berada di depan bengkel motor itu dan berbincang dengan sejumlah orang yang sedang menunggu motornya diservis.
Awalnya, kami berbincang dengan Tommy, yang mengaku selama dua hari ini belum tidur nyenyak karena rumahnya di wilayah Pondok Kelapa, Jakarta Timur terendam banjir sekitar 70 sentimeter atau setinggi pinggang orang dewasa. Banjir ini datang setelah hujan melanda kawasan rumahnya, Selasa, 31 Desember hingga Rabu, 1 Januari.
"Motor yang terendam ada dua. Ini sengaja dihidupin dulu yang satu. Servis satu, kalau yang ini sudah hidup motornya, nah, nanti yang satu distut ke bengkel juga," kata pria berusia 35 tahun ini sambil mengatakan estimasi biaya yang dikeluarkan sekitar Rp300 ribu untuk perbaikan mesin injeksi pada motornya.
Meski motornya sudah ditaruh di atas meja, upaya ini tak bisa menyelamatkannya dari kerusakan. "Padahal sudah dinaikin ke atas meja tapi tetap saja, kan telat. Tadi pas surut kita coba starter mbrebet," ungkapnya sambil tersenyum pasrah.
"Lagian banjirnya juga subuh, kita enggak siap juga. Parah emang banjir tahun ini," imbuhnya.
Tak lama kami ngobrol dengan Tommy, datanglah Rio (25) yang tinggal bersama orang tuanya di kawasan Kavling DKI, Pondok Kelapa, Jakarta Timur. "Kena banjir juga ya?" kata dia kepada Tommy saat membuka pembicaraan.
Rio bercerita, di rumahnya banjir setinggi dada orang dewasa atau sekitar 1 meter. Parahnya, dia tak sempat menyelamatkan barang-barang di rumahnya, tiga sepeda motor miliknya pun terendam di sana.
Tapi, satu motornya bisa dibawa ke bengkel, sedangkan yang dua lainnya masih di rumah dengan kondisi tak bisa dioperasikan.
"Masih dicek juga apa yang rusak, kan terendam. Ada dua motor lagi di rumah masih belum bisa diapa-apain cuma kan motor karbu (karburator) jadi bisa dibongkar sendiri. Kalau yang injeksi enggak berani bongkar," katanya tertawa.
Setelah mendengarkan cerita dari sisi pemilik motor yang kebanjiran, kami mencoba berbincang dengan salah staf bengkel yang bertugas. Sejak bengkel buka, sekitar pukul 09.00 WIB, dia berkata, sudah ada 8 motor lebih yang masuk ruang 'operasi' karena kebanjiran.
Motor yang datang ini terlebih dulu akan diperiksa mekanik. Setelah itu, pemilik motor akan diberitahu masalah yang membuat motor mereka tak bisa dihidupkan. "Nanti tinggal pemilik motor maunya gimana, kalau oke untuk dilakukan pergantian suku cadang, ya kita ganti kalau ada," kata dia sambil meneruskan pekerjaannya.
Dilansir dari otorider.com, jika sepeda motor terendam banjir atau terpaksa harus menerjang banjir, ada beberapa hal yang harus dilakukan. Pertama yang harus dilakukan adalah mengecek komponen vital sepeda motor seperti oli, filter udara, dan CVT. Jika kemasukan air ke bagian mesin, pemilik harus membersihkan air dari mesin motor.
Kedua, setelah melakukan pengecekan, jangan lupa segera mengganti oli. Sebab, bisa saja oli motor tercampur dengan air banjir. Selain itu, periksa filter udara mesin motor. Jika bagian mesin sudah dicek dan diganti oli, tahap terakhir adalah jangan lupa segera mencuci motor anda agar terhindar dari kotoran yang bisa menyebabkan karat.