SERANG - DS (33), pria asal Kecamatan Serang, Banten diamankan Satresnarkoba Polres Serang Kota lantaran diduga menjadi pengedar obat-obatan terlarang.
DS tertangkap saat mengedarkan obat-obatan keras tanpa izin edar atau obat keras terbatas (OKT) di pinggir jalan depan perumahan Visenda, Kecamatan Serang, Kamis 10 Februari, sekitar pukul 15.30 WIB.
Kasatnarkoba Polres Serang Kota, AKP Agus Ahmad Kurnia mengatakan, pengungkapan terduga pelaku bermula saat penyidik Sat Resnarkoba Polres Serang Kota mendapatkan laporan dari masyarakat.
Informasi menyebutkan bahwa DS kerap kali menjual obat-obatan terlarang disekitar rumahnya.
Dari laporan itu, penyidik kemudian turun ke lapangan untuk melakukan penyelidikan dan mengintai pergerakan DS.
Dari keterangan lingkungan tersebut, DS diketahui sering menjual obat-obatan terlarang. Saat melihat gerak-gerik terduga pelaku, polisi langsung mengamankannya. Kemudian petugas melakukan penggeledahan di rumah terduga pelaku.
“Dia terbukti mengedarkan obat-obatan keras tanpa izin edar,” kata Agus dalam keterangannya, Minggu, 13 Februari.
BACA JUGA:
Setelah menggeledah rumah terduga pelaku, Polisi menemukan barang bukti berupa 1.000 (seribu) butir obat berwarna kuning berlogo MF yang diduga sebagai hexymer.
Tidak hanya itu saja, ponsel android milik terduga pelaku juga diamankan untuk dilakukan pengembangan ke jaringan yang lebih besar.
“Saat kita interogasi, DS mengakui barang tersebut miliknya. Dia mendapat barang tersebut dari hasil membeli kepada seseorang berinisial yang masih kita lakukan pengembangan," ungkapnya.
Atas perbuatannya, terduga pelaku harus mendekam di balik jeruji Polres Serang Kota, dan dijerat dengan pasal 196 jo pasal 197 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
Kabid Humas Polda Banten Kombes Pol Shinto Silitonga mengimbau masyarakat untuk menjauhi narkoba dan obat-obatan terlarang.
“Kami mengajak kepada masyarakat untuk berperan aktif mengindari dan melawan Narkoba, agar bisa membantu Polisi dalam memberantas Narkoba dengan cara melaporkan ke petugas terdekat, mengawasi prilaku anak-anak kita dan awasi rumah-rumah kontrakan yang rawan digunakan sebagai tempat penyalahgunaan narkoba,” tutupnya.