Bahas Krisis Kesehatan di Afghanistan dengan Menkes Taliban, Dirjen WHO: Kebutuhan Mendesak Terkait COVID-19
Ilustrasi warga Afghanistan. (Wikimedia Commons/Masoud Akbari)

Bagikan:

JAKARTA - Direktur Jenderal (Dirjen) Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menemui Menteri Kesehatan (Menkes) Taliban untuk membahas krisis kesehatan dan kemanusiaan yang mengerikan di Afghanistan.

Pertemuan dilakukan Dirjen WHO Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus dengan Menteri Qalander Ebad, bagian dari delegasi Taliban yang mengunjungi Jenewa, Swiss selama seminggu untuk pembicaraan dengan lembaga dan organisasi non-pemerintah pada akses kemanusiaan dan hak asasi manusia, bagian dari upaya penguasa baru Afghanistan untuk memperluas keterlibatan internasional mereka.

Afghanistan telah terjerumus ke dalam kekacauan keuangan sejak Taliban mengambil alih kekuasaan pada 15 Agustus tahun lalu, mendorong inflasi dan pengangguran melonjak, membuat penghentian bantuan telah memicu krisis kemanusiaan di negara yang telah hancur oleh perang selama beberapa dekade.

"Meskipun beberapa perbaikan sejak itu, situasi kesehatan di Afghanistan masih mengerikan dan krisis kemanusiaan yang akut terus membahayakan nyawa," kata Dr Tedros, menyebut pertemuannya dengan Ebad pada September tahun lalu di Kabul seperti mengutip The National News 10 Februari.

Lebih jauh diterangkannya, dalam pertemuan kali ini mereka membahas kebutuhan kesehatan di negara itu, memperkuat sistem kesehatan, kesiapsiagaan darurat, dan melatih tenaga kesehatan, dengan fokus pada tenaga kesehatan perempuan.

"Kebutuhan akut di Afghanistan adalah memberikan diagnostik untuk mendeteksi virus COVID-19, khususnya Omicron, karena jumlah kasus terus meningkat," terang Dr. Tedros.

afghanistan
Ilustrasi warga Afghanistan. (Wikimedia Commons/Voice of America)

Delegasi Taliban, mewakili apa yang disebutnya Imarah Islam Afghanistan, berada di Swiss atas undangan Geneva Call, yang bekerja untuk melindungi warga sipil selama konflik.

Yayasan tersebut menjadi tuan rumah konferensi mengenai Afghanistan secara tertutup dari Senin hingga Jumat, yang bertujuan untuk meningkatkan pengiriman bantuan kemanusiaan tanpa hambatan ke negara itu.

Dr. Tedros mengatakan WHO mendukung tanggapan COVID-19 di Afghanistan, serta kampanye imunisasi polio dan campak.

"Kami juga membahas kemajuan pendidikan anak perempuan di semua tingkatan, termasuk pendidikan tinggi dan dukungan untuk bergabung dengan tenaga kesehatan," ungkapnya.

"WHO menyerukan kepada masyarakat internasional untuk melanjutkan dialog untuk mendukung rakyat Afghanistan, sehingga kami meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan semua orang Afghanistan," lugas Dr. Tedros.

Selain itu, delegasi Taliban juga akan bertemu dengan pejabat Swiss dan Eropa lainnya, serta anggota Palang Merah selama kunjungan, dengan Kementerian Luar Negeri Swiss menegaskan kehadiran mereka bukan merupakan pengakuan Pemerintah Swiss.

Ada pun Badan amal medis yang berbasis di Jenewa, Doctors Without Borders (MSF) mengatakan pihaknya juga akan mengadakan pembicaraan dengan delegasi tersebut.

"MSF telah berhubungan dengan kementerian kesehatan [Taliban] selama beberapa tahun dalam konteks kegiatan medis kami di Afghanistan. Kami akan bertemu dengan mereka selama mereka tinggal di Jenewa untuk membahas kebutuhan medis saat ini dan rencana kami," ungkap seorang juru bicara badan tersebut kepada AFP.