JAKARTA - Presiden China Xi Jinping mendesak pihak-pihak terkait di Afghanistan untuk memberantas terorisme, berjanji untuk memberikan lebih banyak bantuan kepada negara yang dilanda perang itu, kata kantor berita Xinhua, Jumat.
China berbagi perbatasan darat dengan Afghanistan, di mana Taliban menunjuk pemerintah baru bulan ini. Taliban merebut kembali kendali Afghanistan pada Agustus ketika pasukan asing pimpinan AS mengakhiri kehadiran mereka selama 20 tahun di sana.
Afghanistan harus dibimbing untuk menjadi lebih terbuka dan inklusif, mengejar kebijakan domestik dan luar negeri yang moderat, kata Presiden Xi pada pertemuan para pemimpin Organisasi Kerjasama Shanghai (SCO) dan kelompok regional lainnya, kata badan tersebut dalam sebuah laporan.
"Negara-negara tertentu harus memikul tanggung jawab mereka untuk pembangunan masa depan Afghanistan sebagai penghasut situasi," ujar Presiden Xi Jinping, mengutip Reuters 17 September.
Para ahli mengatakan, ekonomi Afghanistan berada dalam krisis dan dibayangi bencana kemanusiaan. Negara-negara Barat enggan memberikan dana kepada Taliban tanpa jaminan, mereka akan menegakkan hak asasi manusia, terutama perempuan.
China, yang telah menjanjikan bantuan dan dosis vaksin COVID-19 ke Afghanistan, mengatakan Amerika Serikat dan sekutunya memiliki kewajiban untuk memasok negara yang dilanda perang itu dengan bantuan ekonomi dan kemanusiaan.
Sementara, China juga diketahui khawatir tentang militan dari wilayah barat jauh Xinjiang, beberapa di antaranya berbasis di Afghanistan, di mana mereka telah lama menjadi sekutu Taliban.
BACA JUGA:
Untuk diketahui, Organisasi Kerjasama Shanghai (SC0) beranggotakan China, India, Kazakhstan, Kirgistan, Rusia, Pakistan, Tajikistan, dan Uzbekistan. Sementara, Afghanistan berstatus sebagai negara pengamat.