JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyebut saat ini kasus harian COVID-19 di tengah penyebaran varian Omicron sudah lebih tinggi dari puncak kasus harian saat penyebaran varian Delta.
Pada tanggal 6 Februari lalu, kasus baru harian di Jakarta sebanyak 15.825 kasus. Angka ini lebih tinggi dibanding puncak kasus baru pada Juli 2021 yaitu 14.619 kasus.
"Jadi, kemarin angka kasus COVID-19 harian sudah melampaui puncak kasus harian di bulan Juli. Ini artinya penularan sangat cepat," kata Anies di Balai Kota DKI Jakarta, Senin, 7 Februari.
Meski demikian, Anies meminta warganya untuk tidak panik. Sebab, meskipun keterisian tempat tidur di rumah sakit rujukan COVID-19 di Jakarta sudah mencapai 60 persen, mayoritas pasien bergejala ringan dan tanpa gejala.
Berdasarkan data Pemprov DKI, pasien COVID-19 yang memiliki gejala berat dan sedang hanya 12 persen. Sementara, 48 persennya merupakan gejala ringan dan tanpa gejala yang sebenarnga tak perlu dirawat di rumah sakit.
Memang penularannya tinggi tapi tingkat keparahannya itu tidak tinggi. Nah, tidak perlu panik. Artinya, bila terpapar positif, maka lihat gejalanya," ungkap Anies.
"Kalau perlu datangi fasilitas kesehatan, bila gejalanya ringan atau tanpa gejala sekalipun maka lakukan isolasi mandiri di rumah. Jika tidak ada tempat maka hubungi gugus tugas di RW untuk dapat tempat isolasi terpadu," lanjut dia.
Karenanya, saat asesmen level PPKM di Jakarta meningkat menjadi Level 3, Anies meminta masyarakat untuk meningkatkan kepatuhan penerapan protokol kesehatan.
"Masker jangan dilepas hindari potensi kerumunan dan kurangi bepergian bila tidak esensial. Bila tidak esensial maka di rumah saja. Jika bisa dilakukan secara virtual, lakukan lakukan secara virtual. Itu intinya. Lalu tentang vaksinasi di Jakarta sudah bisa kita lihat angkanya. Kita insyaallah angka vaksinasi relatif aman," imbuh Anies.