Jakarta - Kepala Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) Jakarta Smart City Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta, Yudhistira Nugraha mengatakan pemanfaatan teknologi dan data merupakan kunci utama dalam mewujudkan ekosistem kota cerdas (smart city).
"Berbicara smart city, sebenarnya bukan tentang kota dengan teknologi saja. Melainkan, tentang langkah membangun sistem teknologi melalui kolaborasi atau keterlibatan antara seluruh elemen, pemerintah sebagai collaborator dan masyarakat sebagai co-creator. Jadi, masyarakat turut berperan aktif menyelesaikan permasalahan di kotanya," kata Yudhistira dalam sebuah seminar daring, dikutip pada Jumat 3 Februari.
Ia menambahkan, Jakarta Smart City melakukan inovasi digitalisasi layanan pemerintah dengan pengumpulan, pertukaran, dan sinkronisasi data pada sistem Master Data Management.
"Lalu, menyediakan layanan Application Program Interface (API). Layanan ini terintegrasi dengan platform website (Jakarta.go.id) dan aplikasi (Jakarta Kini – JAKI)," ujar Yudhistira.
JAKI sebuah realisasi platform one-stop service dengan layanan publik digital yang terintegrasi, mampu melayani kebutuhan warga DKI Jakarta sejak lahir sampai meninggal. Aplikasi ini menggunakan digital ID Jakarta sebagai akun warga berbasis Nomor Induk Kependudukan (NIK), Kartu Keluarga (KK), dan berbagai sumber data lainnya.
Dengan visi membangun layanan teknologi informasi yang transformatif dan terintegrasi, Yudhistira mengatakan Pemprov DKI Jakarta terus melakukan transformasi, membangun ekosistem digital yang baik pada masyarakat, dunia usaha, dan pemerintah.
Pihaknya meningkatkan nilai bahwa setiap nyawa berharga dan setiap orang berhak hidup layak.
BACA JUGA:
Dalam mewujudkan The Future Smart City Vision, DKI Jakarta memegang misi sebagai kota yang memiliki standar kesehatan berkualitas tinggi, melindungi kelompok rentan, membangun infrastruktur digital maju, serta meningkatkan kualitas lingkungan dan taraf hidup layak bagi setiap warganya.
Di sisi lain, Gubernur Provinsi Bali Wayan Koster menambahkan, pihaknya sangat serius mengembangkan pemerataan jangkauan akses digital di Pulau Dewata. Saat ini, administratif di wilayah Bali sudah seluruhnya berbasis teknologi digital.
"Pertumbuhan komunitas masyarakat yang memiliki talenta digital di Bali kian pesat. Oleh karenanya, kami memanfaatkan momentum tersebut guna menyerap pengetahuan seputar penerapan teknologi digital dalam pelayanan kesehatan, pendidikan, dan aspek lainnya," kata Wayan.
Bali menggarap standar pelayanan kesehatan yang bagus berbasis riwayat kesehatan sehingga mampu mewujudkan akses ke sistem pelayanan kesehatan yang mudah. Keseriusan itu tercermin dari berbagai program dan penerbitan kebijakan untuk menciptakan standar pelayanan ideal bagi masyarakat.
Bali pun mengembangkan sistem pengobatan tradisional di Bali yang belum terkelola dengan baik.
"Sejak setahun lalu, kami terbilang sudah sangat maju menerapkan pelayanan digital di bidang kesehatan. Jadi, tidak ada lagi permasalahan krusial dalam kaitannya dengan jaminan kesehatan nasional, terutama Provinsi Bali," kata Wayan.