JAKARTA - Biro Investigasi Federal (FBI) Amerika Serikat pada hari Rabu mengakui bahwa mereka memperoleh dan menguji perangkat 'peretasan' yang dibuat oleh perusahaan teknologi Israel NSO Group, tetapi lembaga tersebut mengatakan tidak menggunakannya untuk penyelidikan apa pun.
Perusahaan teknologi Israel NSO yang membuat perangkat lunak Pegasus, telah terlibat dalam kontroversi, setelah terungkap alat buatannya disalahgunakan oleh pemerintah dan lembaga lain untuk meretas perangkat komunikasi seperti iPhone.
NSO mengatakan teknologinya dimaksudkan untuk membantu menangkap teroris, pedofil dan penjahat kelas kakap. Perusahaan saat ini sedang dituntut oleh pembuat iPhone Apple Inc., karena melanggar persyaratan dan perjanjian layanan penggunanya. Pihak perusahaan tidak segera menanggapi permintaan komentar.
"FBI memperoleh lisensi terbatas untuk pengujian dan evaluasi produk saja, tidak ada penggunaan operasional untuk mendukung penyelidikan apa pun," kata juru bicara FBI dalam sebuah pernyataan seperti melansir Reuters 3 Februari, membenarkan laporan yang muncul sebelumnya di The New York Times dan surat kabar Guardian Inggris.
Selain itu, pihak FBI menambahkan bahwa lisensi yang diperolehnya saat ini tidak lagi aktif.
NSO, yang telah lama merahasiakan daftar kliennya, mengatakan mereka menjual produknya hanya kepada klien pemerintah yang sah dan telah diverifikasi sebelumnya.
Meskin, para peneliti keamanan dan akademisi berhasil menemukan, perangkat Pegasus besutan NSO telah digunakan untuk melawan pembangkang politik, jurnalis dan aktivis.
Pengakuan FBI datang pada saat yang canggung. Baru bulan lalu Pusat Kontra Intelijen dan Keamanan Nasional AS, mengatakan dalam sebuah pernyataan yang diunggah ke Twitter, perangkat lunak yang dijajakan oleh perusahaan pengawasan "digunakan dengan cara yang menimbulkan risiko kontra intelijen dan keamanan yang serius bagi personel dan sistem AS."
BACA JUGA:
Untuk diketahui, pada akhir tahun lalu Departemen Perdagangan Amerika Serikat memasukkan NSO ke dalam daftar hitam tentang masalah hak asasi manusia.
Pada tahun 2020, Reuters melaporkan FBI sedang menyelidiki peran NSO dalam kemungkinan peretasan terhadap penduduk dan perusahaan Amerika. FBI tidak segera membalas pesan yang meminta komentar tentang status penyelidikan, yang menurut Reuters telah berlangsung setidaknya sejak 2017.