Bagikan:

JAKARTA - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno menyesalkan masih muncul keluhan dari turis soal karantina dan hasil PCR yang terasa janggal. Apapun motifnya --apalagi demi mendapat keuntungan di kala pandemi-- Sandiaga pastikan akan menindak tegas.

Sebelumnya, pada Sabtu, 29 Januari, Sandiaga Uno mengunggah adanya dugaan oknum yang mengambil keuntungan di balik aturan karantina terhadap pelaku perjalanan luar negeri. Sandiaga Uno mendapat aduan dari Warga Negara Asing (WNA) asal Ukraina. Bule itu mengeluhkan dirinya mendapat hasil PCR positif di akhir masa karantinanya di Indonesia.

Merasa ada yang janggal, WNA tersebut kemudian mengadu kepada Sandiaga Uno dan memohon pertolongan untuk dilakukan tes ulang PCR. Mereka percaya kalau hasil PCR itu salah. Namun untuk mengonfirmasi itu, diperlukan biaya lebih.

Sandiaga pun langsung turun tangan dan meminta tim Kemenparekraf untuk membantu wanita tersebt. Tidak dituliskan secara detail langkah apa saja yang diambil, namun kini WNI tersebut telah berangkat ke Bali untuk melakukan kegiatan liburan seperti tujuan awalnya ke Indonesia.

"Alhamdulillah, secara cepat masalahnya sudah tersolusikan. Mereka saat ini sedang menikmati pariwisata di Bali," lanjut Sandiaga.

Dia menjelaskan, aksi cepat ini diambil untuk membangkitkan ekonomi dan menyelamatkan lapangan kerja di sektor pariwisata yang mendapat pukulan besar usai dilanda COVID-19 sejak awal 2020 silam.

Hasil negatif pun didapatkan ketika wisatawan tersebut memperoleh kesempatan untuk melakukan tes PCR ulang.

“Mereka memohon pertolongan agar bisa melakukan tes PCR ulang karena tidak percaya dengan hasil tersebut dan diduga hasilnya salah. Apalagi memakan biaya yang lebih besar,” ujar Sandiaga.

Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta itu pun berharap ke depan pengalaman tak menyenangkan tidak lagi dialami oleh wisatawan, baik mancanegara maupun domestik ketika berlibur di Tanah Air.

"Saya tidak akan segan untuk menindak tegas oknum-oknum yang mencoba mengambil keuntungan namun mencoreng nama baik Indonesia." kata Sandiaga