Bagikan:

JAKARTA – Tak hanya Jakarta yang terbiasa mendapat kiriman banjir daerah wilayah lain. Samarinda pun sama. Hal ini dijelaskan oleh Wali Kota Samarinda, Andi Harun. Ia menyebutkan jika banjir di daerahnya bukan hanya murni akibat limpasan air ketika hujan, tapi juga kiriman dari tetangga sebelah, Kecamatan Muara Badak, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar).

"Penyumbang banjir di Samarinda tidak semuanya murni dari Samarinda, tapi juga dari Desa Badak Mekar dan Sungai Bawang, Kecamatan Muara Badak, Kabupaten Kukar yang lokasinya lebih tinggi," kata Andi Harun saat penanaman pohon di sempadan Sungai Karang Mumus (SKM) Samarinda, Sabtu.

Ketika hujan deras di kawasan hulu, maka air dari Badak Mekar melimpas dan turun ke Sungai Bawang, kemudian masuk ke Samarinda melalui Desa Budaya Pampang dan SKM, sehingga kawasan Pampang pun ikut banjir, padahal sebelumnya tidak pernah banjir dalam di Pampang.

Untuk itu, ia mengucapkan terima kasih kepada Balai Wilayah Sungai (BWS) Kalimantan IV Samarinda karena berhasil melakukan normalisasi sungai di Sungai Bawang, sehingga perjalanan air di kawasan itu menjadi lancar masuk ke SKM Samarinda.

"Di sisi lain, akibat normalisasi Sungai Bawang, maka perjalanan air menjadi kencang, sehingga hal ini berdampak pada sejumlah kawasan di Samarinda yang banjir, dimulai dari banjir di Pampang yang cukup dalam, air terus turun sampai ke Perumahan Bengkuring hingga ke Perumahan Griya Mukti," kata Andi Harun.

Kondisi ini membuat Pemkot Samarinda harus berpikir ekstra mengatasi masalah banjir yang salah satunya akibat melimpasnya air di SKM, sehingga sejumlah kawasan di tepi SKM harus diturap atau dibeton agar tidak membanjiri dataran yang lebih rendah, ketika SKM pasang.

Kawasan yang lebih rendah ketimbang air sungai saat pasang antara lain sebagian di Jalan Dr Soetomo, Perumahan Bengkuring, dan Perumahan Griya Mukti.

Andi Harun menyatakan jika  Pemkot Samarinda akan membuat kolam retensi di kawasan Pampang. Kolam retensi akan menampung air dari sungai ketika debitnya maksimum, sedangkan jika debit air sungai kembali normal, maka secara perlahan akan dialirkan ke sungai.

"Sedangkan untuk kawasan yang daratannya lebih rendah ketimbang sungai, maka akan dilakukan penurapan. Namun untuk kawasan yang aman, sempadan SKM masih tetap dibiarkan natural seperti keinginan para pecinta lingkungan," katanya.