Satgas: 54 Persen Kasus COVID-19 di Jateng Terjadi di Kota Semarang
Ilustrasi/Pixabay

Bagikan:

JAKARTA - Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito menyebut kasus COVID-19 di Provinsi Jawa Tengah cenderung menurun sejak Juli lalu. Namun angkanya masih fluktuatif. 

Dia memaparkan, hingga 2 September ini, jumlah akumulasi kasus COVID-19 di Provinsi Jawa Barat mencapai 14.428 dengan kasus aktif sebanyak 28,35 persen atau 4.091 kasus. Sedangkan untuk angka kesembuhan saat ini mencapai 64,41 persen atau 9.294 kasus dan angka kematian berkisar 7,22 persen atau 1.043 kasus.

"Dengan angka tersebut, kasus aktif di Jawa Tengah termasuk dalam jumlah kasus aktif yang rendah. Meskipun masih lebih tinggi dari persentase kasus aktif nasional yaitu 24,1 persen," kata Wiku dalam konferensi pers yang ditayangkan di akun YouTube Sekretariat Presiden, Kamis, 3 September.

Meski kasus aktifnya masih terhitung rendah, namun Wiku meminta agar Pemprov Jateng dapat menekan angka kematian akibat COVID-19. Sebab, angka tersebut masih sangat tinggi dibandingkan angka nasional yang berkisar 4,2 persen.

Dia memaparkan kota/kabupaten dengan jumlah kasus tertinggi. Wiku menyebut Kota Semarang menjadi kota dengan kasus tertinggi dengan jumlah 7.832.

Berikutnya ada juga Kabupaten Jepara dengan 580 kasus dan Kota Surakarta 546 kasus.

Sementara untuk kabupaten/kota yang angka kematiannya akibat COVID-19 tertinggi adalah Kota Semarang dengan 490 kasus, Kabupaten Demak 110 kasus, Kabupaten Kudus 63 kasus, Kabupaten Jepara 42 kasus, dan Kota Surakarata 34 kasus.

Untuk kabupaten/kota dengan jumlah kasus sembuh tertinggi adalah Kota Semarang, Kabupaten Jepara, Kota Surakarta, Kabupaten Demak, dan Kabupaten Semarang.

"Dilihat dari persebaran jumlah kasus sebanyak 54 persen di Jawa Tengah terpusat di Kota Semarang dari 35 kabupaten/kota di Jawa Tengah," ujar Wiku.

Sehingga berkaca dari hal tersebut, Wiku mengingatkan agar pemerintah daerah dapat memperhatikan jumlah kasus yang ada di wilayah mereka, terutama Kota Semarang.

"Kota Semarang agar dapat menekan kenaikan jumlah kasus dengan terus memperhatikan penerapan protokol kesehatan yang dilakukan oleh masyarakat secara bersama-sama dengan dukungan semua pihak karena melihat bahwa aktivitas ekonomi sudah mulai berjalan," pungkasnya.