Bagikan:

JAYAPURA - Kapolda Papua Irjen  Pol Mathius Fakhiri mengaku  sudah menelpon Bupati Kabupaten Puncak Willem Wandik agar aktif melakukan komunikasi dengan kelompok yang berseberangan dengan pemerintah (KKB)  supaya tercipta situasi kamtibmas yang kondusif.

"Komunikasi dilakukan agar kelompok KKB tidak melakukan tindakan bodoh yang berdampak bagi masyarakat yang menjadi tempat mereka bersandar atau berlindung. 

Bukan KKB yang menjadi korban tapi masyarakat yang juga merupakan saudara-saudara mereka yang selama ini menjadi  tempat berlindung, "tegas Irjen Pol Fakhiri di Jayapura, Jumat 28 Januari.

Kapolda Irjen Pol Fakhiri menyatakan, bela sungkawa atas gugurnya tiga prajurit dari Yonif 408/SBH dalam kontak tembak di Gome, Kabupaten Puncak, Kamis  27 Januari  dan mengutuk aksi penyerangan yang dilakukan KKB

Ditegaskan Kapolda, TNI/Polri tidak pernah takut dan sangat mencintai masyarakat di Papua sehingga akan mengambil penegakan hukum  yang cerdas, tegas dan terukur serta membangun komunikasi agar mengurangi dampak lain yang merugikan semua pihak. 

"Pelakunya masih sama yang selama ini melakukan keonaran di Kabupaten Puncak," tegas Fakhiri seraya meminta kelompok tersebut mengasihani  saudara-saudara mereka yang ingin membangun daerahnya. 

Polda Papua, menurut Kapolda,  tetap mendorong pemda, tokoh agama dan tokoh masyarakat dalam mengatasi masalah dan membangun kerjasama agar target kegiatan kepolisian yang ditingkatkan diterapkan dapat meningkatkan kesejahteraan warga.

"Mewujudkan kesejahteraan yang dapat dirasakan masyarakat menjadi target kegiatan kepolisian, "tegas Kapolda Papua Irjen Pol Fakhiri. 

Aksi KKB, Kamis 27 Januari menyerang dan menembaki Pos TNI di Bukit Tepuk, Kampung Jenggernok, Distrik Gome, Kabupaten Puncak hingga menewaskan tiga prajurit dan seorang lainnya terluka. 

Tiga prajurit yang meninggal yang menjadi korban tembakan KKB yaitu Serda Rizal, Prada Baraza dan Pratu Rahman, sedangkan Pratu Syaiful yang alami luka tembak masih dirawat di Puskesmas Ilaga.