90 Sekolah Jakarta Punya Kasus COVID-19, Perhimpunan Guru Desak Anies Hentikan PTM 100 Persen
Ilustrasi/antara

Bagikan:

JAKARTA - Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G) mendesak Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menghentikan pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) dengan kapasitas 100 persen.

Sebab, saat ini tercatat telah ada 90 sekolah yang memiliki kasus COVID-19. PTM di puluhan sekolah tersebut ditutup sementara dan sebagian sudah menjalankan PTM kembali.

Atas kondisi ini, Koordinator Nasional P2G Satriwan Salim menegaskan pihaknya mendesak Anies untuk mengubah mekanisme PTM menjadi kapasitas 50 persen siswa demi meminimalisasi penyebaran COVID-19.

"Kami memohon agar Pak Anies mengembalikan kepada skema PTM Terbatas 50 persen. Dengan metode belajar Blended Learning, sebagian siswa belajar dari rumah, dan sebagian dari sekolah," kata Satriwan dalam keterangannya,

Satriwan menganggap, metode PTM terbatas 50 persen masih cukup efektif mencegah learning loss sekaligus life loss. Lagipula, kata dia, guru-guru dan siswa di Ibu Kota sudah berpengalaman menggunakan skema PTM terbatas 50 persen dengan metode campuran tersebut.

Ditambah, para guru dan siswa rata-rata sudah memiliki perangkat elektronik untuk menunjang pembelajaran jarak jauh, sinyal internet bagus, dan relatif tak ada kendala dari aspek infrastruktur digital.

"P2G berharap Pemprov DKI Jakarta jangan meremehkan kondisi ini, jangan pula tunggu gelombang ketiga kasus COVID-19 memuncak," tegasnya.

Sebagai informasi, sampai saat ini terdapat 90 sekolah yang menghentikan sementara PTM 100 persen akibat temuan kasus. Mayoritas sekolah yang ditutup berada di Jakarta Timur, jumlahnya mencapai 42 sekolah.

Selanjutnya, penghentian PTM di Jakarta Selatan ada 31 sekolah, Jakarta Barat 9 sekolah, Jakarta Pusat 5 sekolah, dan Jakarta Utara 3 sekolah.

Sementara, temuan kasus COVID-19 di sekolah saat ini sebanyak 135 kasus. Rinciannya, siswa yang terpapar virus corona sebanyak 120 orang, guru 9 orang, dan tenaga pendidik 6 orang.

Sebagian besar sekolah yang sempat ditutup itu kini kembali menggelar PTM 100 persen. Sebanyak 23 sekolah sampai saat ini masih menghentikan PTM.