Mual, Muntah Usai Santap Nasi Kotak, 14 Warga Lebak Banten Dirawat di Puskesmas Cijaku
Warga yang diduga keracunan setelah mengonsumsi nasi kotak di Kecamatan Cijaku, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, sebagian masih dirawat di puskesmas. (ANTARA)

Bagikan:

BANTEN - Sebanyak 14 warga yang diduga keracunan setelah mengonsumsi nasi kotak di Kecamatan Cijaku, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, masih menjalani perawatan intensif di puskesmas setempat.

"Kita berharap hari ini mereka bisa kembali pulang dan berkumpul bersama anggota keluarganya," kata Kepala Puskesmas Cijaku Susilo Supriyanto saat dihubungi dari Rangkasbitung, Antara, Minggu, 23 Januari.

Salah satu pasien yang menjalani perawatan, Enih, mengatakan bahwa kondisinya membaik setelah menjalani rawat inap di puskesmas. Dia sudah tidak merasa pusing, mual, dan mau muntah. Dia berharap bisa kembali ke rumah siang ini. "Karena kondisinya sudah membaik," katanya.

Susilo menjelaskan bahwa pada Jumat lalu ada 85 orang yang mengeluh sakit setelah mengonsumsi nasi kotak dari acara syukuran toko bangunan di daerah Cijaku. Mereka umumnya mengalami gejala sakit seperti pusing, mual, dan muntah-muntah. 

Menurut Susilo, sebanyak 71 dari 85 orang dewasa hingga anak-anak yang mengeluh sakit setelah mengonsumsi nasi kotak sudah dinyatakan sembuh dan boleh pulang ke rumah pada Sabtu, 22 Januari kemarin.

Susilo bersyukur orang-orang itu segera dibawa ke puskesmas setelah diduga keracunan makanan sehingga bisa segera mendapat pertolongan medis yang dibutuhkan.

"Jika mereka lambat saja ke puskesmas, dipastikan mengalami dehidrasi hebat, dan dapat menimbulkan korban jiwa," katanya.

Menurut dia, sampel makanan yang dikonsumsi oleh orang-orang yang diduga keracunan sudah dikirim ke Laboratorium Kesehatan Daerah dan hasilnya akan disampaikan pada Selasa, 25 Januari.

Kepala Bidang Pencegahan Penyakit Menular Dinas Kesehatan Kabupaten Lebak Firman Rahmatullah mengapresiasi penanganan cepat kasus dugaan keracunan makanan di Cijaku.

"Warga yang mengalami keracunan massal cepat ditangani tenaga medis puskesmas setempat sehingga tidak menimbulkan korban jiwa," katanya.