Bagikan:

JAKARTA – Tahanan kasus narkoba Polres Metro Jakarta Selatan yang meninggal dunia telah menjalani otopsi di Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur.

Kuasa Hukum keluarga tahanan, Antonius Badar Karwayu, mengatakan otopsi jenazah Freddy dilakukan pada Senin 17 Januari, atas permintaan keluarga.

"Atas permintaan keluarga ke penyidik. Karena kalau seandainya keluarga (otopsi) mandiri, keluarga harus keluar uang. Sementara keluarga kan tidak mampu ya," terang Antonius, Rabu 19 Januari.

Antonius mengatakan, keluarga korban melihat ada kejanggalan atas kematian Freddy . Oleh karena itu, lanjut Antonius, permintaan otopsi itu diajukan ke penyidik Polres Metro Jakarta Selatan.

"Maka keluarga langsung minta untuk diotopsi, akhirnya diotopsi lah Senin kemarin," ujar dia.

Antonius menyebut hasil otopsi direncanakan baru pekan depan. Namun, kata dia, berdasarkan hasil sementara otopsi, dokter menyebutkan adanya luka-luka di tubuh Freddy.

"Tapi disebutkan di dalam keterangan dokter itu, luka yang ada di kaki itu adalah luka lama yang sudah mengering," katanya.

Sebelumnya diberitakan, Freddy ditangkap Satuan Reserse Narkoba Polres Metro Jakarta Selatan terkait kepemilikan ganja di Bali pada Desember 2021.

Sebelum meninggal, korban sempat bercerita kepada rekannya, Fikri alias B terkait kondisi di dalam rumah tahanan.

"Jadi tanggal 10 dia masuk ke rumah sakit," kata Fikri.

Selanjutnya, korban menjalani perawatan di rumah sakit Polri, karena mengeluh sakit di bagian tubuhnya.

"Tanggal 12 Januari 2022 dia masuk rumah sakit lagi. Dia merasa down mentalnya. Tidak bisa jalan ngap ngap aja ya sudah besoknya kami ke sana. Terus kemarin malam dia lewat (meninggal) jam 20.00 WIB," ujarnya.

Sebelum meninggal, B yang mengunjungi korban pada pukul 16.00 WIB menyatakan bahwa saat itu kondisi korban sudah memburuk.

"Diinfus saja. Tidur juga bareng di RS Polri Kramat Jati. Pulanglah kami, habis besuk tidak lama penyidik telepon jam 10 kalau Freddy meninggal," katanya.

Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Pol Budhi Herdi Susianto membenarkan salah satu tahanan narkoba meninggal dunia karena sakit.

"Memang betul ada tahanan Satreskoba yang meninggal di RS Polri karena sakit," katanya.

Dia mengatakan korban tersebut meninggal dunia karena sakit demam dan tidak nafsu makan.