TANGSEL - Seorang penyintas COVID-19 membagikan ceritanya setelah sembuh dari varian Omicron. Sebut saja T, inisial, dirinya mengaku hanya merasakan gejala penyakit flu atau Influenza dan batuk selama terjangkit virus tersebut.
“Cuman kayak flu, batuk enggak sampai sesak nafas,” kata T di Rumah Lawan Covid (RLC) Tangerang Selatan, Rabu 19 Januari.
T menceritakan awal mula diri terpapar varian Omicron, sejak Kamis 6 Januari. Ketika itu, dirinya merasakan gejala seperti demam berdarah dengue (DBD) sehingga memutuskan untuk ke klinik terdekat untuk meminta resep obat penyakitnya.
Namun, karena penyakit yang dirasakannya tak kunjung sembuh. Sehingga memutuskan untuk ke rumah sakit Hermina, Tangerang Selatan.
“Jadi ke klinik dapat obat pulang, meriangnya sudah sembuh, tapi sakit kepalanya masih. Terus saya bilang kok enggak sembuh-sembuh, terus akhirnya saya ke IGD di rumah sakit Hermina terus di situ kan di cek dulu ternyata di swab hasilnya positif COVID,” tuturnya.
Dalam kesempatan itu, T mengaku heran kenapa dirinya bisa terpapar Omicron. Padahal ia tidak pergi keluar negeri. Bahkan selama ia bekerja pun, dirinya hanya work from home (WFH).
BACA JUGA:
“Enggak sih cuman dirunut-runut cuman makan biasa di Teras Kota enggak kemana-mana juga, saya juga dari akhir tahun sudah enggak masuk kantor WFH,” ucapnya.
Setelah dinyatakan COVID-19 varian Omicron, dirinya langsung dibawa ke RLC, Serpong, Tangerang Selatan. Agar tidak terjadi penyebaran yang lebih luas.
“Sekitar 10 hari saya isolasi disini (RLC),” tandasnya.
Wali Kota Tangerang Selatan, Benyamin Davnie mengakui di wilayahnya terjadi peningkatan kasus COVID-19 varian Omicron. Dirinya mengatakan jumlah orang yang terpapar bertambah dua pasien sehingga totalnya menjadi 7 orang.
“Sekarang ada tujuh kasus yang terkonfirmasi Omicron. Ada laporan, ada penambahan dua kasus,” kata Benyamin kepada wartawan, Selasa 18 Januari.
Benyamin juga mengatakan kasus tersebut berasal dari transmisi lokal. Dia menegaskan, pasien Omicron tersebut bukan merupakan pelaku perjalanan luar negeri (PPLN). Hal itu dibuktikan dari whole genome sequencing (WGS).
“itu Transmisi lokal,” jelasnya.