Rencana Trump Kunjungi Kenosha yang Sedang Rusuh Justru Memicu Kekhawatiran
Presiden AS Donald Trump (Instagram/@RealDonaldTrump)

Bagikan:

JAKARTA - Kunjungan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump ke Kenosha, Wisconsin dikritik Partai Demokrat. Trump, menurut Demokrat seharusnya tidak ke Kenosha yang sedang rusuh. Sementara, Trump mengatakan "kekuatan" adalah satu-satunya cara menangani kerusuhan.

Sejak minggu lalu, kerusuhan pecah di Kenosha, setelah Jacob Blake, seorang pria kulit hitam ditembak polisi. Melansir Reuters, Senin, 31 Agustus, penembakan terjadi pada 22 Agustus. Polisi menembak Blake di depan tiga anaknya.

Kota Kenosha menjadi titik nyala terbaru demonstrasi menentang kebrutalan polisi dan rasisme di AS. Aksi demontrasi ini juga bersamaan dengan usaha Trump untuk kembali terpilih sebagai presiden AS pada November.

Trump telah mengambil sikap keras terhadap protes di Kenosha. Pihak Gedung Putih mengatakan Trump akan mengunjungi Kenosha pada Selasa, 1 September. Atas rencana tersebut, Gubernur Wisconsin Tony Evers menulis surat kepada Trump. Surat itu mengurai kekhawatirannya atas kehadiran Presiden Trump di Kenosha.

Evers menambahkan dalam suratnya kepada Trump bahwa dia juga prihatin bahwa kunjungan langsung dari Trump akan memerlukan pengarahan ulang besar-besaran dari sumber daya yang mendukung kunjungan Trump. Padahal saat ini Wisconsin tengah fokus menjaga orang-orang Kenosha agar tetap aman dan mendukung tanggapan masyarakat.

"Gedung Putih merasa tersanjung oleh orang-orang dari Kenosha yang menyambut kunjungan Presiden dan merindukan kepemimpinan untuk mendukung penegakan hukum lokal dan bisnis yang telah dirusak," kata Wakil Sekretaris Pers Gedung Putih Judd Deere dalam sebuah pernyataan.

Di sisi lain, kunjungan tersebut meningkatkan kekhawatiran di kalangan Partai Demokrat. Mereka merasa bahwa kunjungan tersebut justru dapat memperburuk perselisihan.

“Mereka memusatkan seluruh konvensi seputar menciptakan lebih banyak permusuhan dan menciptakan lebih banyak perpecahan seputar apa yang terjadi di Kenosha,” kata anggota Partai Demokrat di Wisconsin Mandela Barnes.

"Jadi saya tidak tahu bagaimana, mengingat pernyataan sebelumnya yang dibuat oleh presiden, bahwa dia bermaksud datang ke sini untuk membantu, dan kami sama sekali tidak membutuhkannya sekarang," tambahnya.

Partai Republik menuduh Wali Kota Kenosha dan Gubernur Wisconsin kehilangan kendali atas guncangan yang terjadi akibat aksi demonstrasi. Demontrasi tersebut memecahkan kekerasan, pembakaran, dan vandalisme.

Kemarahan atas penembakan Jacob Blake memicu kerusuhan selama tiga malam di Kenosha, termasuk bentrokan antara pengunjuk rasa anti-rasisme dan anggota milisi bersenjata. Seorang remaja kulit putih dengan senapan semi-otomatis menembak tiga demonstran, menewaskan dua dari mereka.

Tersangka berusia 17 tahun, Kyle Rittenhouse, didakwa dengan enam dakwaan pidana, termasuk pembunuhan tingkat pertama. Aksi penembakan tersebut terekam dalam beberapa video.

Pengacara dari Rittenhouse mengatakan dia bertindak untuk membela diri setelah melakukan perjalanan ke Kenosha dari rumahnya yang jauhnya 50 km di Antioch, Illinois. Mereka menyebut penuntutannya sebagai desakan reaksioner untuk menenangkan kekuatan destruktif yang saat ini mengguncang AS.