Bagikan:

BANTEN - Korban gempa magnitudo 6,6 yang terjadi Jumat 14 Januari pukul 16.05 WIB di Sumur, Pandeglang, Provinsi Banten, tidak ada yang tinggal di pengungsian, bahkan tidak ditemukan adanya tempat untuk pengungsi di daerah yang paling terdampak dari bencana tersebut.

"Kita hingga kini tidak mendirikan tenda pengungsian untuk korban gempa," kata Sekertaris Camat Sumur, Pandeglang, Amsor di Sumur, Pandeglang, mengutip Antara, Sabtu 15 Januari.

Bencana gempa tektonik yang berpusat berada di 52 kilometer barat daya Sumur, Banten, tepatnya pada koordinat 7,01 LS dan 105,26 BT dengan kedalaman 40 kilometer.

Bahkan, getaran gempa tersebut dirasakan di berbagai daerah seperti Tangerang Selatan, Kota Bandung, Jakarta, Bogor hingga Lampung, namun tidak ada laporan korban jiwa maupun pos pengungsian.

"Kami hanya mencatat dua warga yang mengalami luka-luka akibat terbentur tembok yang runtuh akibat gempa bumi itu," kata Amsor.

Menurut dia, mereka para korban gempa di Sumur, Pandeglang itu tercatat sebanyak 459 unit rumah tersebar di tujuh desa dan terparah Desa Ujung Jaya dan Taman Jaya yang berbatasan dengan kawasan Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK).

Dari 459 unit rumah itu kategori rusak berat 53 unit, rusak sedang 134 unit dan rusak ringan 272 unit.

Namun, pihaknya mendirikan pos penanganan penanggulangan bencana di Desa Kertamukti juga membuka dapur umum dari BPBD Pandeglang.

Pos di desa itu, kata dia, masyarakat dapat dilayani secara pengobatan.

"Kami tadi siang bersama BPBD Pandeglang menyalurkan bantuan bahan pokok," katanya menjelaskan.

Sementara itu, Satgas Pusat Pengendali Operasi Penanggulangan Bencana BPBD Banten Syarif mengatakan pihaknya sejak malam terjun ke lokasi warga yang terdampak bencana bersama pendamping sosial dari relawan Aksi Cepat Tanggap (ACT) di Desa Ujung Jaya menyalurkan bantuan pangan juga pengobatan gratis.

"Kami mengutamakan kebutuhan pelayanan dasar agar warga korban gempa terpenuhi makan dan kondisi mereka sehat," kata Syarip.