JAKARTA - Menteri Koordinator bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD mengatakan ada sejumlah pihak yang hendak memanfaatkan situasi resesi ekonomi akibat pandemi COVID-19 untuk menyerang pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Menurut Mahfud, ada sejumlah pihak yang menyerukan resesi itu adalah krisis yang terjadi karena pemerintah tidak cakap dalam menghadapi pandemi COVID-19.
"Secara politik itu sudah ada banyak yang akan menggunakan, 'wah, kalau nanti terjadi krisis mari kita hantam pemerintah. Mari kita bikin ini, bikin itu kalau terjadi resesi ekonomi'," kata Mahfud dalam rapat koordinasi bersama gubernur dan bupati/wali kota, Kamis, 27 Agustus.
Eks Ketua Mahkamah Konstitusi ini kemudian memaparkan jika resesi dan krisis ekonomi adalah dua hal yang berbeda.
BACA JUGA:
Ketika resesi terjadi, krisis belum tentu terjadi. Sebab, resesi menurut dia adalah kondisi di mana perekonomian suatu negara mengalami minus dalam dua kuartal secara berturut. "Resesi itu sekali lagi tidak berarti krisi ekonomi," tegasnya.
Mahfud mengakui jika kondisi perekonomian di Indonesia kini sudah berada di ambang resesi. Bahkan, dia menyebut Indonesia akan mengalami resesi pada September atau awal Oktober dan hal ini tidak bisa ditutupi.
Sehingga, untuk keluar dari resesi ini Presiden Jokowi kemudian mengeluarkan Perpres 18 Tahun 2020 tentang Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional.
Dengan adanya Perpres ini, diharapkan selain bisa mendorong ekonomi, faktor kesehatan di tengah pandemi COVID-19 tetap bisa menjadi fokus. "Nah, itulah sebabnya lalu ada Perpres PC dan PEN," pungkasnya.