JAKARTA - Permintaan maaf Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi soal genangan air di kawasan pusat kota saat hujan deras, Jumat, 7 Januari lalu menuai pujian dari kalangan legislator dan warga setempat.
Anggota Komisi A DPRD Surabaya, Arif Fathoni menilai, permohonan maaf dari sosok kepala daerah itu sangat istimewa. Tidak semua pemimpin mempunyai karakter meminta maaf kepada masyarakat.
"Bisa saya diksikan, keberanian meminta maaf Pak Wali Kota itu suatu hal yang langka. Saya baru menemukan pemimpin yang sesungguhnya di masa Pak Eri menjadi Wali Kota Surabaya. Karena kata maaf kepada masyarakat itu diksi yang amat langka," ujar Arif Fathoni yang dipanggil Toni ini di Surabaya, Antara, Minggu, 9 Januari.
Pada Jumat petang, Kota Surabaya dilanda hujan deras. Akibatnya, sejumlah wilayah terjadi genangan hingga separuh ban mobil. Wali Kota Eri pun bergerak cepat mengecek langsung di sejumlah titik genangan, salah satunya di kawasan Jalan Dharmawangsa.
Di sela-sela mengecek genangan itu, mantan Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya itu memohon maaf kepada warga, sembari memastikan akan terus melakukan pembenahan dalam penanganan genangan.
Sejumlah warga tampak menyemangati Wali Kota Eri. Bahkan, mereka ada yang bertepuk tangan. "Ayo Pak, Insyaallah bisa. Semangat Pak Eri," kata warga sambil berteriak.
Mendapati hal itu, Wali Kota Eri saat itu hanya membalas dengan menelangkupkan kedua tangannya. "Sepuntene (mohon maaf). Ini terus kami benahi," ujar Eri singkat.
Dengan permintaan maaf itu, kata Toni, pemimpin menyadari masih ada kekurangan yang harus dibenahi. Oleh karena itu, Wali Kota Eri pun berjanji akan terus melakukan pembenahan.
"Saya pikir ini kepemimpinan yang luar biasa. Karena kalau kita belajar ilmu kepemimpinan, tugas pemimpin itu ada dua. Pertama meminta maaf kalau masih ada kekurangan, dan yang kedua berterima kasih kepada anggota atau anak buahnya kalau kemudian programnya sudah tercapai dengan maksimal," ujarnya.
Ketua Fraksi Partai Golkar DPRD Surabaya ini menyampaikan, apa yang dilakukan Wali Kota Eri ini bisa memberikan inspirasi kepada pejabat di lingkungan Pemkot Surabaya, mulai kepala organisasi perangkat daerah (OPD), camat, lurah hingga pejabat paling bawah.
BACA JUGA:
"Saya berharap, dengan adanya permintaan maaf dari orang nomor satu di Surabaya ini, bisa memantik gerakan partisipasi publik. Untuk bersama-sama bagaimana kami menangani banjir. Dengan gotong royong kita pasti bisa," katanya.
Wakil rakyat yang juga menjabat sebagai Ketua DPD Partai Golkar Surabaya ini menyatakan, Pemerintah Kota Surabaya telah membuat perencanaan dan pembangunan untuk mengurangi genangan. Seperti peningkatan kapasitas rumah pompa, kemudian pengerukan dan pembangunan saluran baru hingga membuat bozem.
"Camat dan lurah seharusnya bisa bekerja sama dengan RT dan RW maupun dengan LPMK, untuk membangun gerakan buang sampah. Tujuannya agar tidak membuang sampah ke saluran atau sungai yang bisa menjadi penyebab penyumbatan aliran air di Kota Surabaya," katanya.